Kabar24.com, WASHINGTON / SEOUL - Amerika Serikat mulai mencoba mendekati Korea Utara dengan cara lebih lembut.
Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson menawarkan Korut untuk memulai pembicaraan langsung tanpa syarat apa pun. Ajakan itu lebih lunak dari tuntutan AS sebelumnya bahwa Pyongyang harus terlebih dahulu melepaskan senjata nuklirnya.
Jurus diplomasi baru Tillerson itu muncul hampir dua minggu setelah Korea Utara mengatakan berhasil menguji rudal balistik antar benua yang menempatkan seluruh daratan Amerika Serikat dalam jangkauan senjata nuklirnya.
"Mari kita bertemu saja," kata Tillerson dalam sebuah pidato pada kelompok think tank Dewan Atlantik, Selasa (12/12/2017) waktu setempat.
Gedung Putih mengeluarkan sebuah pernyataan ambigu, yang tidak jelas apakah Presiden Donald Trump - yang mengatakan bahwa Tillerson telah membuang waktunya untuk melakukan dialog dengan Korea Utara - telah memberikan persetujuan untuk pidato tersebut.
"Pandangan Presiden terhadap Korea Utara tidak berubah," kata Gedung Putih. "Korea Utara bertindak dengan cara yang tidak aman ... Tindakan Korea Utara tidak baik untuk siapa pun dan tentu saja tidak baik untuk Korea Utara."
Baca Juga
Menjelang pidato Tillerson, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berjanji untuk mengembangkan lebih banyak senjata nuklir yang lebih maju. Hal itu disampaikan saat Jong Un secara pribadi memberi apresiasi kepada para ilmuwan dan pejabat yang berkontribusi dalam pengembangan rudal balistik antarbenua Pyongyang yang paling maju, demikian disampaikan media pemerintah Korea Utara, Rabu (13/12/2017).
Jong Un mengatakan pada hari Selasa bahwa para ilmuwan dan pekerja akan terus memproduksi "senjata dan peralatan terbaru" untuk "meningkatkan kekuatan nuklir dalam kualitas dan kuantitas," ujar KCNA.