Kabar24.com, DENPASAR--PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesia Tourism Development Corporation bekerja sama dengan PT Permodalan Nasional Madani menyelenggarakan program peningkatan kapasitas kepada petani kopi.
Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), BUMN pengembang dan pengelola kawasan pariwisata The Nusa Dua dan Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Mandalika Lombok itu memberikan pelatihan kepada klaster petani kopi Kelompok Wanita Tani Amerta Giri, Desa Wanagiri, Kabupaten Buleleng, Bali.
Direktur Strategi Korporasi dan Keuangan ITDC Jatmiko K Santosa mengatakan kegiatan ini ingin membekali para petani kopi mitra binaan dengan kemampuan pemasaran yang lebih baik melalui pembuatan kemasan produk yang lebih baik dan menarik.
“Pelatihan teknik seduh kopi ini sesuai perkembangan tren saat ini agar para mitra binaan bisa mengambil manfaat ekonomi seoptimal mungkin dari produksi kopi mereka seiring dengan peningkatan konsumsi kopi di Indonesia,” katanya, Kamis (16/11/2017).
Jatmiko bersama Direktur Kepatuhan PNM Arief Mulyadi mengawali pelatihan ini sekaligus meresmikan product display stand, peluncuran kemasan kopi Amerta Giri, dan penyerahan bantuan peralatan seduh kopi (manual brewing).
Menurut Jatmiko pelatihan ini meliputi kemasan produk agar petani kopi mengenal dan mengetahui teknik pembuatan kemasan produk sehingga mampu mengemas hasil olahan kopi yang menarik.
Baca Juga
Selain itu juga diajarkan pengenalan berbagai variasi teknik seduh kopi secara manual yang sedang populer saat ini. Di antaranya diperkenalkan metode French Press, Vietnam Drip, V-60, Moka Pot, Syphone dan Rox Presso, melengkapi metode seduh kopi klasik kopi tubruk yang telah dikuasai sebelumnya.
Ia mengutip Gabungan Eksportir Kopi Indonesia yang menyebut pertumbuhan konsumsi kopi di Indonesia mencapai lebih dari 8% setiap tahunnya, jauh di atas pertumbuhan permintaan kopi secara global, yang tahun 2016 mencapai hanya 2,5%.
Tingkat konsumsi tersebut diperkirakan akan terus meningkat, melihat saat ini konsumsi kopi masyarakat Indonesia masih relatif kecil hanya 1,2 kilogram per kapita per tahun dibandingkan Amerika Serikat yang telah mencapai 4,3 kilogram dan Jepang 3,4 kilogram per kapita per tahun.
Jatmiko menambahkan melihat potensi konsumsi kopi yang masih tinggi di masa depan, ITDC memberikan pelatihan bagi petani kopi agar mereka mampu memberikan nilai lebih dan nilai tambah pada produknya atau bahkan mampu melakukan diversifikasi usaha berbasis kopi.
“Kami ingin mitra binaan tidak hanya memproduksi kopi berkualitas, tetapi juga mampu mengemas produk menjadi olahan kopi bernilai komersial tinggi,” papar Jatmiko.
Direktur Kepatuhan PNM Arief Mulyadi mengatakan program kemitraan lain yang dilaksanakan ITDC bersama PNM berupa penyaluran dana sebesar Rp500 juta kepada klaster petani jeruk dari Kelompok Tani Gapoktan Budi Luhur, Desa Katung, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli untuk budidaya tanaman jeruk jenis siam maupun slayer.
Selain itu, dilakukan penyaluran dana sebesar Rp500 juta kepada klaster petani kopi yang tergabung dalam Kelompok Mertha Buana, Desa Belok Sidan, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung untuk budidaya tanaman kopi varietas kopi robusta dan arabika.
“Mitra binaan Mertha Buana telah menghasilkan produk olahan kopi unggulan berupa produk kopi bubuk maupun produk kopi roasted bean dengan logo Kopi Mertha Buana,” katanya.