Kabar24.com, MATARAM -- "Konversi Bank NTB ini ibarat transformasi ulat menjadi kupu-kupu. Harus bisa menjadi lebih baik," demikian Prijono, Kepala Perwakilan Bank Indonesia NTB mengawali sosialisasi konversi Bank NTB menjadi Bank NTB Syariah di Islamic Centre Mataram, Rabu (15/11/2017).
Prijono menekankan agar konversi Bank NTB tetap memperhatikan asas perbankan yang sehat. Pasalnya, bisnis perbankan bukanlah bisnis yang sederhana.
Ada banyak aturan yang mengikuti jalannya bisnis tersebut. Hal tersebut mengingat perbankan merupakan bisnis yang menghimpun dana masyarakat, bukan dana milik satu dua orang.
Dua aspek penting yang menjadi perhatian Bank Indonesia selaku bank sentral dalam proses konversi Bank NTB yaitu aspek internal dan eksternal. Poin-poin penting dalam aspek internal perlu mendapat perhatian khusus agar proses konversi ini bisa berjalan dengan baik.
Dari sisi internal, Prijono menyebut pemahaman stakeholder menjadi faktor yang sangat krusial agar proses konversi ini bisa dilakukan tanpa gejolak dan bisa dilakukan secara berkelanjutan. Peran tokoh agama dan masyarakat dalam memberikan informasi tentang keuangan syariah menjadi faktor penting dalam sosialisasi di wilayah NTB yang mayoritas penduduknya beragama muslim.
Prijono menekankan, bank syariah bukanlah bank yang hanya dikhususnkan bagi umat muslim saja, tetapi merupakan layanan lembaga keuangan yang bersifat universal.
Baca Juga
"Penyiapan SDM dan kesiapan teknis operasional juga merupakan faktor penting yang saya kira juga sudah diperhatikan oleh pihak Bank NTB," ujar Prijono.
Sementara itu dari sisi eksternal, Prijono berharap para nasabah baik nasabah kredit maupun nasabah deposan tetap bisa berpartisipasi dan bergabung dengan Bank NTB Syariah.
"Bank NTB saya kira bisa menyiapkan pengembangan lini produk yang lengkap, sehingga masyarakat tetap bisa mempercayakan dananya di sini," ujar Prijono.