Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tradisi 'Adu Bagong' Dilarang di Jawa Barat, Kenapa?

Pihak berwenang di provinsi Jawa Barat, Indonesia menyerukan untuk menghentikan perang melawan babi hutan, menyusul liputan media mengenai tontonan berdarah dan tekanan dari aktivis hak-hak binatang, kata juru bicara gubernur provinsi tersebut pada Selasa (7/11/2017).
Ilustrasi adu bagong/vidio.com
Ilustrasi adu bagong/vidio.com

Bisnis.com, JAKARTA - Pihak berwenang di provinsi Jawa Barat, Indonesia menyerukan untuk menghentikan perang melawan babi hutan, menyusul liputan media mengenai tontonan berdarah dan tekanan dari aktivis hak-hak binatang, kata juru bicara gubernur provinsi tersebut pada Selasa (7/11/2017).

Bulan lalu, Reuters melaporkan  hadiah uang tunai hingga US$2.000 diberikan kepada anjing yang menang dalam perkelahian, yang oleh penduduk desa disebut 'adu bagong', atau peperangan babi hutan.

Pemilik hewan yang berpartisipasi mengatakan  mereka melihat perkelahian tersebut sebagai cara untuk melestarikan tradisi daerah, selain menguji kemampuan kelincahan dan perburuan anjing.

"Tidak semua tradisi yang kita miliki itu bagus," kata Ade Sukalsah, juru bicara gubernur provinsi Ahmad Heryawan. "Jika sebuah tradisi memiliki pengaruh buruk dan berdampak pada kehidupan masyarakat, tradisi harus dihilangkan atau dilupakan."

"Keputusan Heryawan untuk menghentikan pertarungan tersebut didasarkan pada ketentuan hukum pidana Indonesia terhadap penyiksaan terhadap hewan,"  ujarnya.

"Pertunjukan tersebut "memberi dampak negatif pada masyarakat dengan menunjukkan kekejaman, penyiksaan dan kekerasan terhadap hewan," kata Sukalsah.

"Mereka juga menjadikan  forum itu perjudian," katanya, seraya menambahkan Heryawan  telah mengirimkan surat edaran ke pejabat daerah, mendesak polisi dan masyarakat setempat untuk memberlakukan undang-undang tersebut.

Sukalsah mengatakan keputusan tersebut dibuat sebagai tanggapan atas "beberapa laporan media dari Reuters, BBC dan beberapa LSM perlindungan hewan yang mengirim surat kepada kami."

Praktik, yang dimulai pada  1960an ketika babi hutan diburu untuk melindungi tanaman pangan, telah membuat marah kelompok hak asasi hewan yang menciptakan sebuah petisi online yang menuntut penghentian.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper