Kabar24.com, DENPASAR - Perbankan diminta memahami kondisi yang dialami masyarakat yang terdampak status awas Gunung Agung.
Hal tersebut disampaikan Gubernur Bali Made Mangku Pastika terkait dugaan adanya potensi kredit macet sejumlah perbankan dengan total sekitar Rp1 triliun akibat bencana tersebut.
“Jadi kalau ada kredit yang macet, bank bisa melakukan penjadwalan ulang [rescheduling],” katanya pada Rabu (18/10/2017).
Pastika juga berharap asuransi ikut membantu karena pinjaman warga tersebut ada asuransinya. “Saya akan bicara dengan perbankan agar memberi toleransi kepada warga yang kreditnya macet. Bank harus beri keadilan dalam kondisi seperti ini,” ujarnya.
Dia tak ingin warga dipaksa bayar karena tidak ada kemampuan akibat bencana. Pastika menambahkan jika bank tetap berkeras, berikan hewan peliharaan. “Asalkan jangan ambil tanah warga. Jadi, harus ada keadilan.”
Menurut Pastika, status awas Gunung Agung yang telah berlangsung lebih dari 2 pekan memberikan dampak ekonomi yang cukup besar. Bukan hanya kredit macet, tapi sejumlah proyek pembangunan terhambat, logistik, pendidikan, dan kesehatan kena imbas.
“Warga yang tadinya ada penghasilan sekarang tidak, yang dulu bisa bayar kredit sekarang tidak. Kegiatan pembangunan juga setop, ini kan berdampak pada tenaga kerja,” tuturnya.
Yang lebih riskan lagi, lanjutnya, pembanguan gedung pemerintah karena anggaran sudah menjelang habis. “Ini kan harus diperhitungkan bagaimana nanti status anggarannya. Kalau nanti tak selesai, kena penalti.”