Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gara-gara Setya Novanto Citra Golkar Memburuk

Dikabulkannya praperadilan Ketua Umum Partai Golkar sekaligus Ketua DPR RI Setya Novanto dinilai akan menambah buruknya citra Golkar
Ketua Umum DPP Partai Golkar Setya Novanto (kanan) bersama Ketua Harian DPP Partai Golkar Nurdin Halid bersiap memimpin rapat pleno DPP Partai Golkar di Kantor DPP Partai Golkar, Palmerah, Jakarta, Selasa (18/7)./ANTARA-Aprillio Akbar
Ketua Umum DPP Partai Golkar Setya Novanto (kanan) bersama Ketua Harian DPP Partai Golkar Nurdin Halid bersiap memimpin rapat pleno DPP Partai Golkar di Kantor DPP Partai Golkar, Palmerah, Jakarta, Selasa (18/7)./ANTARA-Aprillio Akbar

Kabar24.com, JAKARTA - Dikabulkannya praperadilan Ketua Umum Partai Golkar sekaligus Ketua DPR Setya Novanto dinilai akan menambah buruknya citra Golkar.

Aktivis Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) Almanzo Bonara mengatakan putusan tersebut bukan suatu kemenangan bagi partai, tetapi jalan menuju kehancuran partai.

Seperti diketahui, permohonan praperadilan Setya Novanto dikabulkan hakim tunggal Cepi Iskandar pada Jumat (29/9/2017) di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Hal itu menggugurkan status tersangka Setya Novanto oleh KPK atas kasus korupsi KTP berbasis elektronik yang merugikan negara hingga Rp2,3 triliun rupiah.

"Citra Partai Golkar semakin tergerus akibat persoalan korupsi E-KTP yang melibatkan ketua umum Golkar, kini semakin terpuruk dengan putusan hakim yang memenangkan praperadilan Novanto. Bagi kami putusan ini bukan berdampak positif terhadap citra partai, justru menambah kehancuran terhadap citra partai yang terstigma korup di mata masyarakat, karena ketua umumnya lincah berkonspirasi dengan hukum, apalagi ditambah dengan sederetan kasus korupsi yang melilit beberapa kader Golkar yang sudah menjadi tersangka KPK belakangan ini," katanya, Senin (2/10/2017).

Partai Golkar akan sulit bersaing di tahun pemilu 2018 dan 2019, jika kepemimpinan saat ini sarat dengan skandal korupsi. Jika Setya Novanto terus dipertahankan, katanya, maka Partai Golkar tentunya akan gagal meraih simpati masyarakat dalam konstestasi demokrasi.

Oleh karena itu, pihaknya menyebut perlu dilakukan langkah penyelamatan partai dari persoalan korupsi, dengan pergantian kepemimpinan yang bersih melalui proses musyarwarah nasional (Munas).

"Kami sangat mendukung adanya sikap di internal elit DPP Partai Golkar yang menyuarakan untuk segera dilakukan percepatan munas. Ini adalah langkah tepat untuk pemulihan partai, serta merevitalisasi kepemimpinan baru yang bersih bagi kemajuan Partai Golkar ke depan," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper