Kabar24.com, SURABAYA – Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengungkapkan pihaknya kerap enggan mengundang para pejabat pemerintahan tingkat nasional untuk datang ke event-event nasional yang diselenggarakan di kabupaten tersebut.
Pasalnya, Anas mengatakan event yang dilaksanakan di Banyuwangi merupakan acara yang diselenggarakan sebagai pesta rakyat. Jika dihadiri pemerintah pusat, maka waktunya akan tersita untuk ‘melayani’ para pejabat pusat tersebut.
“Kalau ada pejabat pusat, nanti lebih sibuk menemani, malah tidak sempat menyapa masyarakat,” ujar Anas di Surabaya, Selasa (19/9/2017).
Oleh karena itu, Anas menjelaskan dalam berbagai event tingkat lokal, nasional, maupun internasional yang diselenggarakan oleh Banyuwangi, kabupaten tersebut berupaya mandiri dengan tidak menuntut anggaran belanja negara untuk kegiatan tersebut.
Pada masa kepemimpinnanya, Banyuwangi bertransisi menjadi kota transit masyarakat yang ingin ke Bali, menjadi kota destinasi pariwisata yang mampu mendapatkan berbagai penghargaan di tingkat internasional.
Dari pengembangan pariwisata pula, Pemkab Banyuwangi mencatat saat ini pendapatan masyarakat Banyuwangi mencapai Rp41 juta per orang per tahun, dari sebelumnya hanya Rp16 juta per orang per tahun.
Baca Juga
Pengangguran pun saat ini hanya 2,5%, jauh dari tingkat sebelum Anas menjabat yang sebesar 6%.
“Dulu Banyuwangi tidak dikenal oleh orang-orang, bahkan orang Surabaya. Banyuwangi sempat disebut sebagai kota santet. Tapi sekarang, kami mendapatkan penghargaan internasional sebagai kota dengan inovasi pariwisata terbaik,” ujar Anas.
Adapun, dalam waktu dekat Banyuwangi juga akan menyelenggarakan Tour de Banyuwangi Ijen yaitu pada 26—30 September 2017. Acara balap sepeda tingkat dunia tersebut telah dilaksanakan untuk keenam kalinya di Banyuwangi.