Bertemu Terauchi
Pada 9 Agustus 1945, Soekarno, Hatta dan Radjiman berangkat ke Dalat, Vietnam untuk bertemu Panglima Tentara Jepang di Asia Tenggara Marsekal Hisaichi Terauchi. Dalam pertemuan tersebut, Terauchi menyatakan pemerintah Jepang telah memutuskan untuk memberikan kemerdekaan kepada Indonesia.
Untuk melaksanakan pernyataan kemerdekaan Indonesia, Terauchi menyerahkan kepada Soekarno-Hatta sebagai ketua dan wakil ketua PPKI.
Pertemuan tersebut sebenarnya merupakan strategi Terauchi dalam menutupi kondisi Jepang yang kian terdesak. Sebagai pemimpin militer tertinggi Jepang di Asia Tenggara, Terauchi sendiri sempat terserang stroke saat mendengar Burma lepas dari kekuasaan Jepang pada 10 Mei 1945.
Pada 26 Juli 1945, Sekutu mengeluarkan Deklarasi Postdam yang memberikan pilihan kepada Jepang untuk mengumumkan penyerahan tidak bersyarat kepada semua angkatan perangnya dan patuh dalam segala tindakan. Penolakan terhadap perintah berarti kehancuran total bagi Jepang.
Apalagi, Amerika Serikat yang belakangan bergabung dengan Sekutu, setelah pangkalannya di Pearl Harbour, Hawaii diserang Jepang, menjatuhkan bom atom di Hiroshima pada 6 Agustus 1945 dan Nagasaki pada 9 Agustus 1945.
Ancaman Sekutu bahwa Jepang akan mengalami kehancuran total terlihat semakin mendekati kenyataan dengan pemboman dua kota penting Jepang yang merenggut ribuan jiwa manusia itu.