Bisnis.com, JAKARTA— Biro Tata Pemerintahan (Tapem) DKI Jakarta melakukan pengecekan program Bedah Rumah di Kelurahan Cilincing, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. Utamanya, pengecekan ini dilakukan terkait penggunaan dan tanggung jawab perusahaan pemberi bantuan melalui tanggung jawab sosial social responsibility (CSR).
Program bedah rumah pun telah kembali berjalan setelah dihentikan sementara pengerjaan program selama lebih dari sepekan untuk menyambut hari raya Idulfitri. Pembangunan rumah itu juga sempat terkendala ketersediaan bahan bangunan.
Kepala Biro Tapem DKI Jakarta, Premi Lasari mengatakan, di Kelurahan Cilincing terdapat 83 rumah warga tidak layak huni yang direnovasi menggunakan biaya dari biaya perusahaan swasta melalui coprorate social responsibility (CSR).
"Sebanyak 23 rumah sudah selesai direnovasi, tujuh dalam tahap pembangunan dan sisanya masih menunggu hasil survey," katanya melalui keterangan resmi dikutip Rabu (12/7)
Menurut dia sejauh ini, proses pengerjaan berjalan lancar dan ketersediaan material bangunan masih terjamin .Program bedah rumah mulai dilaksanakan pada 17 April 2017. Dimulainya program tersebut sempat disaksikan Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat yang saat itu masih menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta.
Pada Juni lalu sebanyak 10 rumah hasil program ini, telah diserahkan kepada pemilik rumah oleh Pemerintah Kota Jakarta Utara beserta PT Tatalogam Lestari selaku penyalur CSR .
Direktur PT Tatalogam Lestari Stefanus mengatakan, ada sebanyak 10 rumah lagi yang telah disurvei untuk masuk dalam program bedah rumah. Ke-10 rumah itu sebagian kondisi tidak layak dan harus dirubuhkan.
Namun, sebagian lagi hanya perlu peninggian tembok dan penggantian atap. Stefanus mengatakan, pihaknya akan tetap berkomitmen untuk menyelesaikan seluruh rumah yang masuk dalam program bedah rumah itu.
Khusus bedah rumah ini untuk seluruh Jakarta, rumah-rumah yang akan dibedah yang memenuhi kriteria akan didata dan diterbitkan surat keputusan wali kota. Kewajiban RT/RWitu untuk menjamin lokasi itu tepat bahwa yang bersangkutan tepat, rumahnya benar-benar bocor, jadi tepat," ucapnya.
Pada kesempatan berbeda ssebanyak 215 kepala keluarga (KK) warga Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan menempati rumah susun (rusun) Rawa Bebek, Cakung, Jakarta Timur.
Mereka secara bertahap sudah menempati rusun sejak Mei lalu, setelah adanya penataan bantaran Kali Ciliwung. Kasatpel Rusun Rawa Bebek, Ade Setyartini mengatakan, mereka ditempatkan di Blok A, B, C dan D. Untuk lantainya berada di lantai 3-5.
"Awalnya warga Bukit Duri yang akan ke Rusun Rawa Bebek itu mencapai 246 KK. Namun karena terbatasnya tempat, selebihnya direlokasi ke Rusun Pulogebang," katanya.
Saat di Rusun Rawa Bebek, warga boleh melakukan usaha apa saja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dengan menjaga kebersihan lingkungannya.