Kabar24.com, SEMARANG -- Jatuhnya Helikopter jenis Dauphin milik Badan SAR Nasional Gunung Butak, Desa Canggal, Kecamatan Candiroto, Kabupaten Temanggung, dalam perjalanan untuk memberikan bantuan musibah Kawah Sileri, Dieng di Kabupaten Banjarnegara.
“Saat itu kami ingin memastikan apakah mereka (korban di Kawah Sileri, Dieng) perlu bantuan, namun Tuhan berkata lain,” kata Kepala SAR Nasional, Marsekal Muda M. Syaugi, di Semarang, Senin (3/7/2017).
Helikopter yang sebelumnya disiagakan di jalur mudik Gringsing exit Batang menuju lokasi bencana di Kawah Sileri, Dieng tersebut, Minggu (2/7/2017), ditumpangi empat crew dan empat personel Basarnas menuju lokasi letupan kawah.
Namun, menurut Syaugi, pada pukul 14.16 helikopter itu dipantau di pusat komunikasi Basarnas Jakarta melewati batas minimum.
“Penyebabnya belum tahu, dan 3 menit setelah itu di melihat ada Emergency locator transmitter (ELT) di heli tersebut mentransminkan signyal distras mesage artinya mengatakan bahwa barang ini kena benturan,” kata Syaugi menjelaskan.
Kejadian itu terjadi pukul 16.17 WIB yang kemudian langsung mengecek air control di Semarang sebagai pengendali penerbangan wilayah Semarang. Ternyata dari lembaga itu membenarkan terjadi lost contact.
Pada pukul 16.30, Syaugi kirim Basarnas Semarang, Surabaya dan Yogyakarta dibantu kepolisian, TNI dan SAR setempat menuju lokasi. Tim itu sampai pada pukul 19.30 dalam situasi hujan, posisi helikopter berada di tebing dengan ketinggian 7 ribu kaki.
Menurut Syaugi untuk mencapai titik lokasi harus jalan kaki sekitar 2 jam dari lokasi tempat terakhir mobil dan motor berhenti. “Berkat kerja sama yang baik dalam tim, kepolisian TNI potensi SAR, alhamdulillah bisa dievakuasi, dan pada pukul 2.30 pagi sampai di rumah sakit Bhayangkara,” katanya, merunut kejadian jatuhnya helikopter saat akan memantau musibah di Kawah Sileri, Dieng, Banjarnegara.