Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia menyerukan pentingnya keberhasilan revitalisasi UNCTAD sebagai organ utama PBB dalam menangani isu-isu perdagangan dan pembangunan global.
Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Tetap RI untuk PBB, WTO, dan Organisasi Internasional Lainnya di Jenewa, Duta Besar Hasan Kleib, pada pertemuan courtesy call dengan Sekretaris Jenderal the United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) Dr. Mukhisa Kituyi di Markas Besar PBB di Jenewa akhir pekan lalu.
"Indonesia memiliki kepentingan yang sangat besar untuk melihat UNCTAD yang kuat, karena memberikan keuntungan bagi negara-negara berkembang dalam bidang kerja sama perdagangan dan pembangunan," ujar Dubes Hasan Kleib dalam pembicaraannya dengan Sekjen UNCTAD yang dilansir oleh Kemlu, Minggu (18/6/2017).
Dubes Hasan juga menyinggung perlunya meningkatkan profil dan visibility UNCTAD sebagai salah satu organisasi internasional yang penting dalam sistem PBB. "Kita mesti menyesuaikan diri dengan tantangan yang UNCTAD hadapi, terutama di tengah kecenderungan enhanced role organisasi-organisasi internasional lain seperti WTO, G-20, dan OECD," jelasnya.
Sekjen UNCTAD menyampaikan apresiasi atas komitmen Indonesia untuk turut memperkuat UNCTAD dan berharap hubungan baik yang selama ini telah terjalin terus menguat.
Kituyi menggarisbawahi pandangan Indonesia dengan menyatakan bahwa upaya untuk melakukan adaptasi sesuai perkembangan global saat ini telah sebagian dirintis melalui dukungan negara-negara anggota dalam memperbaiki rejim investasi internasional (international investment agreement reform) serta pengembangan dan pembahasan isu ekonomi digital.
Menurut Kituyi, langkah penyesuaian ini juga termasuk mempersiapkan penanganan isu e-commerce serta menciptakan close linkage antara seluruh kepentingan tersebut dengan guliran perdagangan global saat ini.