Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Alasan Uni Emirat Arab Jatuhkan Sanksi Terhadap Qatar

Menteri Negara Uni Emirat Arab, Sabtu (10/6/2017) menulis di akun Twitter bahwa sanksi atas Qatar bertujuan mendesak Doha "berhenti mendukung dan mendanai ekstremisme serta terorisme".
Qatar/Reuters
Qatar/Reuters

Kabar24.com, DUBAI - Ekstremisme dan terorisme menjadi dalih Uni Emirat Arab menjatuhkan sanksi terhadap Qatar.

Menteri Negara Uni Emirat Arab, Sabtu (10/6/2017) menulis di akun Twitter bahwa sanksi atas Qatar bertujuan mendesak Doha "berhenti mendukung dan mendanai ekstremisme serta terorisme".

Pernyataan dari Anwar Mohammed Gargash, Menteri Negara Urusan Luar Negeri UAE, termasuk di antara serangkaian tweet mengenai pertikaian diplomatik antara UAE ditambah satu kelompok negara Arab pimpinan Arab Saudi dan Qatar, kata Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Minggu (11/6/2017) pagi.

UAE, bersama Arab Saudi, Bahrain dan Mesir, Senin (5/6), memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar, dengan tuduhan Doha mendukung dan mendanai "terorisme" serta mencampuri urusan dalam negeri mereka.

Gargash kembali menyampaikan tuntutan koalisi pan-Arab tersebut bagi penyelesaian politik bagi krisis yang berkecamuk di Teluk --yang telah mengganggu penerbangan sipil regional dan meningkatkan risiko geopolitik.

"Diplomasi adalah satu-satunya cara untuk maju," kata Gargash di akun Twitternya.

Koalisi pimpinan Arab Saudi melawan Qatar, yang kaya akan gas, bertambah jadi sembilan negara pada Sabtu (10/6), ketika Niger pada Sabtu pagi menyatakan negara Afrika itu akan memutuskan hubungan diplomatik dengan Doha.

Pada Jumat (9/6), Uni Emirat Arab mengatakan Qatar harus mengakui kekhawatiran terhadap dukungan negara itu, yang mengganggu, atas ekstremisme, dan memeriksa kembali kebijakan kawasannya, kata Duta Besar Uni Emirat Arab untuk Amerika Serikat .

"Uni Emirat Arab menyambut kepemimpinan Presiden Trump, yang menantang dukungan Qatar yang mengganggu atas ekstremisme. Langkah selanjutnya bagi Qatar adalah mengakui kekhawatiran dan bertekad memeriksa ulang kebijakan kawasannya," kata Duta Besar Yousef Al Otaiba dalam satu pernyataan yang disiarkan media massa.

"Ini akan memberikan dasar penting untuk pembahasan apa pun," Al Otaiba menambahkan.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Qatar Syeihk Mohammed bin Abdulrahman ath-Thani mengatakan Qatar tidak siap untuk mengubah kebijakan luar negerinya guna menyelesaikan perselisihan dengan negara lain Teluk Arab dan tak akan pernah berkompromi.

Qatar, katanya, akan menghormati perjanjian gas LPG yang telah ditandatangani dengan UAE kendati terjadi pemutusan hubungan dengan Doha, kata dia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara/Xinhua-OANA
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper