Kabar24.com, JAKARTA -- Sejumlah upaya telah dilakukan Uni Emirat Arab (UEA) dan beberapa negara lain terhadap Qatar untuk menekan Doha agar membuat perubahan kebijakan drastis, menurut pejabat senior UEA kepada AFP.
"Ini bukan tentang perubahan rezim -- ini tentang perubahan kebijakan, perubahan pendekatan," kata Menteri Urusan Luar Negeri Uni Emirat Arab Anwar Gargash dalam sebuah wawancara, dan menuding Qatar sebagai "juara ekstremisme dan terorisme di kawasan itu."
"Pemerintah Qatar membantah. Mereka mencoba mendeskripsikan hal itu sebagai masalah yang berkaitan dengan kebebasan dalam menentukan kebijakan asing mereka, dan itu tidak benar," ujar Gargash.
Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir dan Bahrain termasuk di antara beberapa negara yang pada pekan ini memutus hubungan diplomatik dengan Qatar, di tengah krisis terburuk yang melanda kawasan Teluk dalam beberapa tahun terakhir.
Keempat negara menangguhkan semua penerbangan ke dan dari Doha, dan memberikan waktu dua pekan kepada semua warga Qatar untuk kembali ke negara mereka.
Negara-negara Arab menuding Qatar, yang merupakan negara kaya gas yang berbatasan dengan Saudi itu, mendukung ekstremisme.
Baca Juga
Qatar membantah semua tudingan tersebut. Dipimpin oleh Kuwait, upaya mediasi saat ini sedang dilakukan untuk menyelesaikan krisis, yang menurut Gargash merupakan hasil dari "akumulasi bertahun-tahun politik Qatar yang subversif dan dukungan terhadap ekstremisme dan organisasi teroris."
"Kami sekarang telah mencapai cul-de-sac dalam upaya mencoba meyakinkan Qatar untuk mengubah arah mereka," jelasnya, menggambarkan krisis diplomatik serupa pada tahun 2014.
Arab Saudi, UEA dan Bahrain untuk sementara menarik duta besar mereka dari Bahrain pada 2014 dalam sebuah perselisihan yang serupa dengan krisis pekan ini, demikian AFP.