Bisnis.com, JAKARTA - Selama berbulan-bulan terakhir, kehidupan berbangsa kita sedang menghadapi tantangan yang cukup berat. Proses mengupayakan negara demokrasi yang matang diguncang oleh situasi politik yang tampak jauh dari kesantunan dan adab mulia.
Publik disuguhi berbagai manipulasi yang tidak memberikan pendidikan politik yang layak dianuti, melainkan sajian drama saling serang antar kubu yang berseberangan.
Atas hal itu para sesepuh bangsa yang telah mengikuti perjalanan bangsa, menyampaikan keprihatinan dan seruan atas kondisi kebangsaan saat ini. Kesadaran ini didukung kerinduan untuk bertemu bersama dalam sebuah Forum Sesepuh Bangsa untuk Perdamaian Indonesia di UGM, Bulaksumur, Jogjakarta,pada Jumat (26/5/2017), pukul 15.00 WIB.
Dalam siaran pers yang diterima, Jumat (26/5/2017), para sesepuh memberikan seruan melalui forum ini, di antaranya Buya Ahmad Syafii Maarif, KH Ahmad Mustofa Bisri, Kardinal Julius Dharmaatmadja, Quraish Shihab, Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, Bhikku Nyana Suryanadi, Mohamad Sobary, Pendeta Gomar Gultom, Abdul Munir Mulkan, KH Imam Azis, dan lain-lain.
“Para sesepuh bangsa ini telah mengikuti perjalanan kehidupan berbangsa, melampaui beberapa momen sejarah. Dalam kondisi saat ini, kita membutuhkan percikan kearifan dan inspirasi dari beliaubeliau, agar perjalanan sejarah bangsa kita bisa tetap dijaga pada arahnya,” demikian pernyataan para penggagas forum ini Jeirry Sumampouw, Defy Indiyanto Budiarto, Romo Benny Susetyo, dan Alissa Wahid.
Berikut seruan Sesepuh Bangsa terkait kondisi terkini:
1. Semua elemen bangsa, khususnya Pemerintah, harus melakukan penyadaran bagi semua pihak tentang pentingnya persatuan dalam Indonesia yang bhinneka, dan mendudukkan Pancasila sebagai kepribadian bangsa untuk semua generasi.
2. Pemerintah harus bersikap tegas dan bijaksana dalam menanggapi situasi yang menjurus pada keretakan persatuan dan segera bertindak mengutamakan keselamatan bangsa dan negara.
3. Pemerintah harus memiliki sikap dan bahasa yang sama dalam menghadapi berbagai tantangan hidup berbangsa dan bernegara.
4. Pendidikan politik dan sejarah kebangsaan perlu dikuatkan kembali, baik kepada para politisi maupun semua elemen bangsa, demi keselamatan dan masa depan bangsa.
5. Perlu dibangun persaudaraan sejati dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab, demi terjaganya persatuan dan kesatuan bangsa. Tidak ada agama yang mengajarkan kekerasan kepada semua makhluk ciptaan Tuhan, bahkan semua agama mewajibkan penerimaan dan penghormatan kepada orang lain.