Kabar24.com, MATARAM -- Neraca perdagangan Nusa Tenggara Barat pada April 2017 masih surplus dengan nilai US$ 114,594 juta, kendati terjadi penurunan nilai ekspor dan juga impor.
Nilai ekspor NTB selama April 2017 turun 13,57% menjadi US$ 117,236 juta dari bulan sebelumnya S$ 135,640 juta. Hal ini disebabkan oleh menurunnya ekspor barang tambang/galian non migas.
Badan Pusat Statistik NTB mencatat, pada April 2017, ekspor terbesar ditujukan ke negara Jepang mencapai US$ 47,265 juta atau sebesar 40,32%,, Filipina sebesar US$ 37,846 juta atau sebesar 32,28% dan Korea Selatan sebesar US$ 31,492 juta atau 26,86%.
"Berdasarkan data yang ada, kami mengingatkan kepada instansi atau dinas terkait agar meningkatkan potensi lain yang ada di NTB selain tambang. Karena sektor tambang ini cukup besar pengaruhnya bagi ekonomi NTB," ujar Kepala BPS NTB Endang Tri Wahyuningsih di kantornya, Mataram, Senin (15/5/2017).
Jenis barang yang diekspor pada April 2017 terdiri dari barang tambang/galian non migas senilai US$ 116,582 juta atau sebesar 99,44%, ikan dan udang senilai US$ 419 ribu atau hanya 0,36% dan perhiasan sebesar US$ 60.981 atau sebesar 0,05%.
Dari sisi impor, nilai impor April 2017 sebesar US$ 2,642 juta atau menurun 68,33% persen dibandingkan Maret 2017 yang bernilai US$ 8,341 juta.
Baca Juga
Tercatat, negara asal impor terbesar pada April 2017 adalah Jepang senilai US$ 1,376 juta atau 52,11%, Singapura senilai US$ 682.947 atau 25,85% dan Flipina senilai US$ 261.150 9,88%.
Berdasarkan jenis barang impor April 2017 dengan nilai terbesar adalah karet dan barang dari karet senilai US$ 1,376 juta atau 52,11% dan bahan bakar mineral senilai US$ 682.947 atau 25,85%.