Kabar24.com, PAPUA - Gubernur Papua Lukas Enembe mengatakan organisasi radikal harus disegera dibubarkan dan dikeluarkan dari Bumi Cenderawasih karena bisa menghancurkan kerukunan hidup umat beragama yang telah tercipta dengan aman dan damai.
Pernyataan ini disampaikan oleh Lukas Enembe disela-sela menerima aksi demo damai menolak Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang dilakukan oleh ratusan warga Papua di Kota Jayapura yang datang dari berbagai organisasi kemasyarakatan yang tergabung dalam Gerakan Pemuda Cinta Damai dan Keberagaman di halaman kantor gubernur, Senin (8/5/2017).
"Saya minta tidak ada HTI di Papua, mereka harus tinggalkan Papua, karena Papua ini tanah damai," katanya.
Menurut dia, organisasi radikal dan bertentangan dengan idiologi bangsa yakni Pancasila dan UUD 1945 sudah sepantasnya dibubarkan, karena akan mempengaruhi masyarakat luas dan bisa berujung pada disintegrasi bangsa.
"Nanti akan saya sampaikan kepada Bapak Kapolda dan Pangdam XVII/Cenderawasih agar memberi perhatian serius terhadap organisasi radikal ini (HTI) yang merongrong kedamaian di Papua," katanya.
Mantan Bupati Puncak Jaya itu mengaku sepakat dengan aspirasi yang disampaikan oleh para pendemo terkait penolakan dan pembubaran HTI di Papua.
"Kami sepakat dengan adik-adik bahwa apa yang menganggu kedamaian di Papua, harus dibubarkan. Kami tidak setuju ada gerakan-gerakan radikal di Papua, kami akan tindaklanjuti aspirasi ini," kata Lukas didampingi para pejabat, diantaranya Asisten II Setda Papua Elia Loupatty.
Sekitar dua ratusan warga Papua di Kota Jayapura dari berbagai organisasi kemasyarakat yang tergabung dalam Gerakan Pemuda Cinta Damai dan Keberagaman menggelar aksi demo damai menolak keberadaan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
Aksi demo damai itu digelar di halaman kantor gubernur Papua yang terletak di Jalan Soa Siu, Distrik Jayapura Utara, Kota Jayapura.
"Pemerintah harus ambil tindakan tegas terhadap ormas atau kelompok yang tidak sesuai dengan Pancasila, yang ingin merubah idiologi bangsa, HTI harus dibubarkan," kata salah seorang pendemo.