Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gubernur Jateng Tinjau Banjir Bandang Magelang

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meninjau lokasi bencana banjir bandang di Desa Sambungrejo, Grabag, Kabupaten Magelang, yang mengakibatkan sedikitnya empat korban jiwa.
Tim SAR bersama TNI-Polri dan relawan menyingkirkan timbunan tanah bercampur kayu dan bambu saat mencari korban terseret banjir bandang di Dusun Nipis, Sambungrejo, Grabag, Magelang, Jawa Tengah, pada Sabtu (29/4/2017). Hujan lebat menyebabkan banjir bandang menerjang dua dusun. Empat korban tewas, dua masih hilang, dan beberapa warga yang terluka dirawat di rumah sakit./Antara-Anis Efizudin
Tim SAR bersama TNI-Polri dan relawan menyingkirkan timbunan tanah bercampur kayu dan bambu saat mencari korban terseret banjir bandang di Dusun Nipis, Sambungrejo, Grabag, Magelang, Jawa Tengah, pada Sabtu (29/4/2017). Hujan lebat menyebabkan banjir bandang menerjang dua dusun. Empat korban tewas, dua masih hilang, dan beberapa warga yang terluka dirawat di rumah sakit./Antara-Anis Efizudin

Kabar24.com, MAGELANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meninjau lokasi bencana banjir bandang di Desa Sambungrejo, Grabag, Kabupaten Magelang, yang mengakibatkan sedikitnya empat korban jiwa.

Didampingi Bupati Magelang Zaenal Arifin, Gubernur Jateng juga meninjau posko bencana di Balai Desa Sambungrejo dan memberikan bantuan uang yang diterima bupati.

Ganjar meminta masyarakat yang tidak mempunyai kepentingan dalam pencarian korban menjauh dari lokasi pencarian korban karena cuacanya masih mengkhawatirkan.

"Mungkin mereka ingin berempati, ingin membantu, tetapi saya khawatir cuacanya masih begini. Kalau banjirnya lebih besar lagi maka yang menonton ini bisa menjadi korban baru. Saya tidak ingin itu," katanya.

Dia meminta masyarakat yang menonton hanya melihat di belakang garis polisi. Di dalam dikosongkan agar tim gabungan bisa mencari korban secepatnya. Tim SAR sudah mendeteksi beberapa titik yang diduga terdapat korban kemudian digali.

Ganjar menuturkan sampai para penonton itu tidak boleh menjadi kendala dalam pencarian korban.

Menyinggung soal relokasi warga yang tinggal di lokasi bencana tersebut, dia mengatakan soal relokasi bupati yang akan melakukan.

“Area ini memang bahaya, tetapi mereka sudah tinggal di sini. Penataan ruang harus berkompromi dengan mereka yang tinggal di sini. Kami tak bisa mengusir begitu saja meski ini daerah bahaya. Tetapi kami coba tata, mendorong mereka supaya menjadi pelaku desa tangguh bencana. Meskipun mereka tidak pindah, mereka mengerti tanda-tanda bencana yang akan terjadi untuk menyelamatkan diri," ucapnya.

Ganjar mengatakan sebenarnya masyarakat semakin sadar bahwa Jateng daerah ‘supermarket’ bencana dan hal ini terbukti. Bencana selalu terjadi tanpa masyarakat pernah tahu, apalagi ini sudah mendekati musim kemarau tetapi hujan masih luar biasa dan hampir merata di seluruh Jawa Tengah.

Dia menyampaikan kemarin curah hujan tinggi sekali dan hal itu berbahaya terutama untuk daerah seperti lereng bukit.

"Jateng bukan rawan bencana lagi, tetapi supermarket bencana. Namun Tuhan memberikan tempat yang bagus, jadi manusia diminta untuk mengelola dengan baik. Kalau ada bencana letusan gunung berapi pada saat yang sama ada kesuburan tanah, pada saat banyak daerah yang longsor terjadi evolusi di bumi. Tugas kita membenahi tata ruang agar masyarakat bisa tinggal di tempat yang aman," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper