Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

UJI COBA PELURU KENDALI: Korut Memancing AS, Kata Jim Mattis

Uji peluru kendali Korea Utara pada akhir pekan lalu dipandang sebagai upaya negara komunis itu memancing sesuatu, kata Menteri Pertahanan Amerika Serikat Jim Mattis, Selasa (18/4/2017), yang berjanji AS akan bekerja dengan China untuk mengurangi ketegangan.
Peluru kendali dibawa melewati tempat pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un dan pejabat tinggi lainnya dalam sebuah parade militer yang memperingati 105 tahun pendiri Korea Utara, Kim Il Sung, yang juga kakek Kim Jong Un, di Pyongyang, Sabtu (15/4/2017). /Reuters
Peluru kendali dibawa melewati tempat pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un dan pejabat tinggi lainnya dalam sebuah parade militer yang memperingati 105 tahun pendiri Korea Utara, Kim Il Sung, yang juga kakek Kim Jong Un, di Pyongyang, Sabtu (15/4/2017). /Reuters

Bisnis.com, RIYADH -  Uji peluru kendali Korea Utara pada akhir pekan lalu dipandang sebagai upaya negara komunis itu "memancing" sesuatu, kata Menteri Pertahanan Amerika Serikat Jim Mattis, Selasa (18/4/2017), yang berjanji AS akan bekerja dengan China untuk mengurangi ketegangan.

Presiden AS Donald Trump mengambil langkah keras terhadap pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, yang menolak peringatan China dan melanjutkan program nuklir dan peluru kendali, yang menurut Washington dan negara lain sebagai ancaman langsung.

Pada Sabtu, Korea Utara melakukan peluncuran peluru kendali, yang Pentagon anggap gagal, meledak dengan segera seusai diluncurkan.

Saat berbicara kepada wartawan dalam perjalanan ke Timur Tengah, Mattis mengatakan bahwa meski uji terbaru itu tidak menggunakan peluru kendali balistik antarbenua tapi tetap merupakan tindakan sembarangan.

"Ini menunjukkan mengapa kami bekerja sangat erat dengan China sekarang, untuk mencoba mengendalikan situasi ini dan bertujuan untuk pelucutan senjata nuklir di semenanjung Korea," kata Mattis menerangkan.

Trump mengakui pada hari Minggu bahwa tindakan lunak yang ia ambil pada China terhadap mata uangnya terkait dengan bantuan pada Korea Utara.

Amerika Serikat, sekutunya dan China bekerja sama untuk merespon uji coba rudal Korea Utara, para pejabat AS mengatakan. China sendiri telah menyampaikan penentangannya terhadap uji senjata Korea Utara dan telah mendukung sanksi PBB.

Sanksi tersebut melarang impor batubara dari Korea Utara pada 26 Februari, memotong ekspornya yang paling penting dan media China telah meningkatkan kemungkinan pembatasan pengiriman minyak ke Korea Utara jika berbuat provokasi lagi.

Pada Senin Wakil Presiden AS Mike Pence memperingatkan Korea Utara bahwa serangan AS baru-baru ini di Suriah dan Afghanistan menunjukkan bahwa tekad pemerintah Trump tidak perlu diuji.

Pemerintahan Trump memfokuskan strategi pada sanksi ekonomi yang lebih keras, kemungkinan termasuk embargo minyak, larangan global pada maskapai udaranya, mencegat kapal kargo dan menghukum bank China melakukan bisnis dengan Pyongyang.

Korea Utara telah memperingatkan melakukan serangan nuklir terhadap Amerika Serikat jika diprovokasi. Mereka mengaku telah mengembangkan dan akan meluncurkan rudal yang mampu menghantam daratan Amerika Serikat.

Namun, pejabat dan ahli meyakini perlu waktu lebih lama bagi Korea Utara untuk menguasai teknologi yang diperlukan, termasuk memperkecil hulu ledak nuklir.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA/REUTERS
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper