Bisnis.com, SURABAYA - Gubernur Jawa Timur Soekarwo menyerahkan proses hukum terduga teroris dan penanganannya ke Kepolisian Daerah (Polda) setempat selaku pihak yang berwenang.
"Sudah ditangani Polda Jatim dan kami percaya sepenuhnya," ujarnya ketika dikonfirmasi wartawan di Surabaya, Minggu.
Selama dua hari berturut-turut di wilayah Jatim, Detasemen Khusus (Densus) 88 mengamankan beberapa terduga teroris, termasuk menembak enam orang lainnya.
Pada Jumat (7/4), Densus 88 menangkap tiga terduga teroris di wilayah Paciran, Lamongan, kemudian Sabtu (8/4), menembak mati enam orang terduga teroris dan seorang lainnya ditangkap dalam keadaan hidup usai sempat kontak senjata.
Menurut Pakde Karwo, sapaan akrab Gubernur, saat ini penguatan kekuatan tiga pilar plus harus tetap berjalan demi keamanan dan ketertiban masyarakat Jatim, yaitu peran maksimal Babinsa (TNI), Babinkamtibmas (Polri), kepala desa plus tokoh agama dan tokoh masyarakat.
Peran mereka, kata dia, tentu akan membantu aparat dan merupakan bagian penting dalam upaya menjaga keamanan dengan menciptakan rasa aman dan nyaman.
"TNI dan Polri memang menjadi bagian utama dalam menciptakan keamanan maupun kenyamanan, namun peran kepala desa, tokoh agama dan tokoh masyarakat juga kunci membangun Jatim agar tetap aman," ucapnya.
Sementara itu, terkait insiden di Tuban, Kapolda Jatim Irjen Pol Machfud Arifin yang didampingi Kapolres Tuban AKBP Fadli Samad menunjukkan sejumlah barang bukti milik terduga teroris, seperti sejumlah pistol dengan 42 peluru, jaket, helm, berbagai buku, ponsel dan lainnya.
Jenazah enam terduga teroris saat ini sudah berada di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim untuk selanjutnya dilakukan proses menjalani identifikasi.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera mengatakan identifikasi itu untuk menentukan data sekunder dan primer secara signifikan.