Kabar24.com, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo mengapresiasi kesepakatan yang dibuat Indonesia dengan Prancis, terutama di bidang ekonomi, saat Presiden Prancis François Hollande berkunjung ke Indonesia.
Ini kali pertama presiden Prancis menyambangi Indonesia setelah nyaris 31 tahun terakhir ini. Presiden Joko Widodo menyebut kunjungan Presiden Hollande ke tanah Indonesia pada Rabu (29/3/2017) sebagai kunjungan bersejarah.
Tidak datang sendiri, Presiden Hollande ke Jakarta bersama dengan sekitar 40 pengusaha.
"Saya menyambut baik komitmen baru investasi pengusaha Prancis sekitar US$2,6 miliar untuk meningkatkan kerjasama di bidang energi, di bidang infrastruktur, dan di bidang ritel," kata Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Rabu (29/3/2017).
Menurutnya, Indonesia mengapresiasi pemerintah Prancis yang telah membantu melawan tindakan diskriminatif terhadap produk kelapa sawit Indonesia.
Indonesia juga menyampaikan usulan agar pola kerjasama yang sudah terjalin untuk produk kayu melalui lisensi FLEG-T juga dapat dilakukan untuk produk kelapa sawit Indonesia.
"Saya juga menyambut baik fokus baru dalam hubungan bilateral yaitu kerjasama maritim dan kerjasama di bidang ekonomi kreatif," ujar Presiden Joko Widodo.
Indonesia telah meminta kerjasama dalam memerangi illegal, unreported and unregulated (IUU) fishing, termasuk menjadikan IUU fishing sebagai transnational organized crime.
Di bidang ekonomi kreatif Indonesia berharap kerjasama di bidang sinematografi, perfilman, fashion, dan ekonomi digital terus dikembangkan.
Selain kerjasama bilateral, Indonesia dan Prancis melakukan kerjasama sangat erat di berbagai isu internasional, antara lain isu kemerdekaan Palestina, pasukan perdamaian dunia, dan melawan ekstremisme dan terorisme.
Kedua negara sepakat untuk terus memperjuangkan tercapainya perdamaian Palestina-Israel melalui konsep two-state solution.
Sebagai salah satu negara penyumbang terbanyak pasukan perdamaian dunia, maka Indonesia Prancis sepakat untuk meningkatkan kerjasama, termasuk meningkatkan kapasitas bahasa Prancis bagi pasukan Indonesia. Indonesia dan Prancis juga sepakat mengenai pentingnya penyebaran nilai-nilai toleransi dan menghilangkan xenofobia sebagai bagian upaya memberantas ekstrimisme dan terorisme.
"Saya menyambut baik ditandatanganinya lima MoU kerjasama, yaitu di bidang pembangunan, urban berkelanjutan, pariwisata, pertahanan, dan di bidang ilmu pengetahuan dan penelitian, serta pertukaran tenaga peneliti," kata Presiden Joko Widodo.