Bisnis.com, SEMARANG —Bank Indonesia akan bersinergi dengan Badan Usaha Milik daerah (BUMD) di Jawa Tengah dalam mewujudkan ketahan pangan dan menekan inflasi.
Hal itu merupakan tindak lanjut dari acara High Level Meeting (HLM) pemerintah provinsi Jawa Tengah bersama BUMD yang diselenggarakan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jateng,
Hasilnya, event tersebut melahirkan tiga poin, pertama, BUMD Jateng diharapkan dapat bersinergi dan mengusulkan konsep atau program kerja yang mendukung ketahanan pangan di Jateng.
Kedua, PD. CMJT selaku salah satu BUMD yang saat ini tidak bergerak di bidang ketahanan pangan secara langsung, dihimbau untuk membentuk anak perusahaan yang khusus menangani pangan.
Ketiga, selama ini kredit usaha yang diberikan oleh perbankan kepada peternak hanya diperuntukkan bagi usaha penggemukan sapi. Sedangkan peternak sapi di sisi pembibitan juga membutuhkan modal usaha.
Maka direkomendasikan, agar BUMD Jateng juga dapat memberikan bantuan kredit usaha dengan bunga yang rendah kepada para peternak usaha pembibitan sapi.
"Melalui penguatan koordinasi dan sinergi antar BUMD, diharapkan dapat meningkatkan peran BUMD dalam mendukung ketahanan pangan di Jateng. Hal ini tentunya tidak terlepas dari tujuan TPID Provinsi Jateng dalam mencapai inflasi yang rendah dan stabil melalui kecukupan pasokan komoditas pangan strategis," papar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jateng sekaligus Wakil Ketua TPID Jateng Hamid Ponco Wibowo dalam keterangan resminya, Kamis (16/3).
Dengan demikian diharapkan rekor inflasi Jateng yang di bawah rata-rata ke depan bisa dipertahankan. Sebagai gambaran, inflasi Jateng pada 2016 sebesar 2,36%, jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan inflasi nasional yang sebesar 3,02%.
Inflasi pada 2016 pun lebih rendah dari tahun sebelumnya yang sebesar 2,73%. Inflasi Jateng pada 2016 pun lebih kecil jika dibandingkan dengan inflasi provinsi besar lainnya di kawasan Jawa, seperti Jawa Barat sebesar 2,75% dan Jawa Timur 2,73.