Kabar24.com, JAKARTA - Anggota Dewan Pertimbangan Presiden KH Hasyim Muzadi meninggal dunia. Kabar duka itu disampaikan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.
"Telah wafat KH. Hasyim Muzadi pagi ini. Mari doakan almarhum diampuni kesalahannya, diterima amal baiknya, berada di sisiNya. Al-faatihah..," tulis Lukman di akun Twitternya, Kamis (16/3/2017).
Usai mengabarkan berita duka tersebut, Menag Lukman lantas dimintai penjelasannya perihal bekas Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 1999-2004 dan 2004-2009, KH Ahmad Hasyim Muzadi yang telah kembali ke pangkuan Ilahi itu.
Rencananya, jenazah akan diberangkatkan ke Pesantren Al Hikam Depok dari Malang, Jawa Timur, pada setelah dzuhur hari ini. Lantas, akan disalatkan di Masjid Al Hikam setibanya di pesantren, kata Yusron Shidqi.
Sehari sebelumnya, Presiden Jokowi bersama Ibu Negara Iriana menjenguk Hasyim Muzadi di kediamannya, Kompleks Pondok Pesantren Al Hikam, Malang, Jawa Timur. Jokowi menginstruksikan tim dokter kepresidenan membantu penanganan medis anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) itu.
Rombongan Jokowi hampir 45 menit berada di kediaman mantan Ketua Umum PBNU, yang jatuh sakit sejak awal Januari 2017 itu. Jokowi menjelaskan bagaimana kondisi terakhir Hasyim Muzadi, termasuk apakah sudah bisa berkomunikasi langsung dengan kiai atau tidak.
Baca Juga
Kyai Haji Ahmad Hasyim Muzadi (lahir di Bangilan, Tuban, 8 Agustus 1944) adalah seorang tokoh Islam Indonesia dan mantan ketua umum Nahdlatul Ulama yang menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden sejak 19 Januari 2015. Ia juga pernah menjadi pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam di Malang, Jawa Timur, sebelumnya dia sempat mengeyam pendidikan di Pondok Pesantren Modern Darussalam gontor (1956 - 1962).
Hasyim muda menempuh jalur pendidikan dasarnya di Madrasah Ibtidaiyah di Tuban pada tahun 1950, dan menuntaskan pendidikannya tingginya di Institut Agama Islam Negeri Malang, Jawa Timur pada tahun 1969.
Kiprah organisasinya mulai dikenal ketika pada tahun 1992 ia terpilih menjadi Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur yang terbukti mampu menjadi batu loncatan bagi Hasyim untuk menjadi Ketua PBNU pada tahun 1999. Tercatat, suami dari Hj. Muthomimah ini pernah menjadi anggota DPRD Tingkat I Jawa Timur pada tahun 1986, yang ketika itu masih bernaung di bawah Partai Persatuan Pembangunan.
Muzadi telah disebut-sebut sebagai pendamping Megawati Soekarnoputri dalam pemilihan presiden Indonesia seawal November 2003. Ia resmi maju bersama Megawati pada 6 Mei 2004. Dalam pemilihan umum Presiden Indonesia 2004, Megawati dan Muzadi meraih 26.2 persen suara di putaran pertama, tetapi kalah dari pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla di putaran kedua.
Petuah KH Hasyim
Berikut petikan wawancara dengan Hasyim Muzadi semasa hidup soal korupsi
Penulis: "Pak kiai pernah kah nasihati pejabat Kemenag terkait penggunaan dana haji?"
KH Hasyim: "Mulut rasanya sudah berbusa, nasihat jalan terus."
Penulis: "Lalu, kelanjutannya?"
KH Hasyim: "Nggak dipakai nasihatnya. Resiko menghadapi aparat penegak hukum."
KH Hasyim melanjutkan: "Di Kemenag itu ada uang rakyat dan uang Tuhan. Uang rakyat berasal dari APBN. Uang Tuhan adalah uang umat yang dititipkan untuk penyelenggaraan haji. Jangan coba disalahgunakan."
Dalam berbagai kesempatan ia pun mengingatkan hal itu di tempat lain. Katanya, semua pihak yang terkait dalam pengelolaan keuangan haji, jangan sekali-kali mempermainkan uang haji. Uang haji yang disetorkan jamaah calon haji ada yang masuk ke rekening perbankan syariah milik swasta dan pemerintah.
"Dalam penyelenggaraan haji ada uang Tuhan dan uang negara. Beda dengan kementerian lainnya, cuma ada uang negara. Di sana tidak ada uang Tuhan. Tapi di kementerian agama ada uang Tuhan. Kalau itu diutak-atik maka akan menjadi bahaya besar bagi kelangsungan perikehidupan kita berbangsa dan bernegara," kata Hasyim Muzadi saat menjadi nara sumber di kegiatan pembekalan petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur.
Uang haji, sambung dia, termasuk uang yatim, uang zakat, pahalanya langsung diganjar kontan oleh Alah Swt.
"Maka, hati hatilah menggunakan uang ini," tegas anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) ini.