Kabar24.com, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan penanganan darurat bencana banjir dan longsor di Kabupaten Limapuluh Kota, Provinsi Sumatra Barat, terus dilakukan selama masa tanggap darurat hingga 9 Maret.
Jumlah korban bertambah dengan adanya laporan dari lapangan. Hingga Minggu (5/3/2017) pukul 21.30 WIB, posko tanggap darurat banjir dan longsor di Kabupaten Limapuluh Kota melaporkan dua orang meninggal dunia dan dua luka berat akibat banjir dan longsor. Adapun, total korban meninggal menjadi enam orang.
Banjir dan longsor terjadi pada 25 titik yaitu 13 titik longsor dan 12 titik banjir. Longsor tersebar di sembilan titik di Kecamatan Pangkalan.
Sementara, banjir tersebar di tujuh kecamatan dengan titik banjir tertinggi 1,5 meter di Pangkalan akibat meluapnya Sungai Batang Maek di Kecamatan Pangkalan, sungai Batang Kapur di Kecamatan Kapur IX, sungai Batang Sinamar di Lareh Sago Halaban dan sungai Batang Harau di Kecamatan Harau.
“Hingga saat ini akses jalan nasional yang menghubungkan Sumatera Barat – Riau putus dan belum dapat dilalui akibat longsor. Sebagian material longsor sudah dibersihkan dengan mengerahkan alat berat. Namun ada ruas jalan yang longsor dan ambles sehingga perlu perbaikan,” ungkap keterangan resmi BNPB pada Minggu.
Kondisi listrik belum semuanya pulih. Longsor menyebabkan beberapa instalasi milik PLN rusak. Akibatnya, 117 gardu listrik terpaksa dipadamkan dan 14.657 pelanggan PLN tak teraliri listrik. Perbaikan jaringan listrik terkendala pada jalan yang rusak dan tertimbun longsor.
PLN Wilayah Sumbar saat ini terus berupaya untuk memperbaiki jaringan listrik yang terputus itu.
BNPB terus mendampingi BPBD dalam penanganan darurat. Kepala BNPB, Deputi Penanganan Darurat BNPB dan personil Tim Reaksi Cepat telah berada di lokasi bencana. Koordinasi dengan Bupati Kabupaten Limapuluh Kota dan unsur lainnya dilakukan.
BNPB menyerahkan bantuan Rp500 juta dana siap pakai untuk operasional penanganan darurat kepada BPBD Kabupaten Limapuluh Kota. BPBD bersama TNI, Polri, Basarnas, Tagana, PMI, SKPD, relawan dan masyarakat melakukan penanganan darurat.
Bantuan terus dikirim ke lokasi bencana. Sebagian besar masyarakat telah kembali ke rumah masing-masing membersihkan rumah karena banjir sudah surut.