Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kedatangan Raja Arab: Momentum Sumbar Tarik Investasi Wisata

Kedatangan rombongan Raja Salman dari Saudi Arabia bisa dimanfaatkan daerah untuk mengembangkan lebih jauh sektor pariwisatanya, mengingat sektor itu menjadi salah satu bagian utama dari investasi yang direncanakan.
Masjid Raya Sumatera Barat atau juga dikenal sebagai Masjid Mahligai Minang adalah salah satu masjid terbesar di Indonesia yang terletak di Kecamatan Padang Utara, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat./ simbi.kemenag.go.id
Masjid Raya Sumatera Barat atau juga dikenal sebagai Masjid Mahligai Minang adalah salah satu masjid terbesar di Indonesia yang terletak di Kecamatan Padang Utara, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat./ simbi.kemenag.go.id

Bisnis.com, JAKARTA-Kedatangan rombongan Raja Salman dari Saudi Arabia bisa dimanfaatkan daerah untuk mengembangkan lebih jauh sektor pariwisatanya, mengingat sektor itu menjadi salah satu bagian utama dari investasi yang direncanakan.

Tak terkecuali untuk Sumatra Barat. Titel sebagai world best halal destination dan world best culinary destination yang didapat tahun lalu, semestinya berkorelasi positif dengan kedatangan penguasa negeri Saudi itu untuk mendatangkan investasi.

Apalagi, Menteri Pariwisata Arif Yahya sudah membocorkan keinginan pengusaha asal Saudi untuk berinvestasi di sejumlah daerah di Tanah Air, termasuk Sumbar, Belitung dan daerah lainnya.

Sumbar misalnya, sejak penghujung tahun lalu sudah menetapkan kawasan wisata terpadu (KWT) Padang-Mandeh ke dalam area seluas 10.000 Ha di dua daerah, Kota Padang dan Kabupaten Pesisir Selatan untuk ditawarkan ke investor asal Timur Tengah.

Namun, belum ada kepastian siapa investor yang berani menggarap kawasan yang mencakup sejumlah pulau dan pesisir dengan panorama alam menggoda itu.

“Sudah ada investor yang menyatakan minatnya untuk berinvestasi mengembangkan kawasan Mandeh. Harapan kami semoga segera terealisasi,” kata Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit, belum lama ini.

Menurutnya, investor yang menyatakan ketertarikan menggarap kasawasan itu barasal dari Saudi Arabia dan Qatar. Momen kedatangan Raja Salman dan pengusaha asal Saudi diyakini bakal memperjelas rencana investasi di daerah itu.

Dia mengatakan sinergi pengembangan wisata Mandeh dengan KWT Gunung Padang sebagai bagian dari strategi untuk mempercepat pengembangan kawasan.

Apalagi, jarak antara Padang- Mandeh hanya 56 km, sehingga potensial dikembangkan bersamaan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur kawasan yang selama ini menjadi kendala.

Sebagai bagaian percepatan pengembangan kawasan, Pemprov Sumbar tahun ini mulai melakukan pembebasan lahan seluas 400 Ha di Bukit Ameh, Kawasan Mandeh, Pesisir Selatan untuk dijadikan kawasan ekonomi khusus (KEK) Mandeh.

Oni Yulfian, Kepala Dinas Pariwisata Sumbar menargetkan pembebasan lahan itu tuntas tahun ini, sehingga pada 2018 diajukan ke Kementerian Pariwisata untuk dijadikan salah satu kawasan prioritas pengembangan pariwisata nasional.

Menurutnya, anggaran pembebasan lahan berasal dari sharing Pemprov Sumbar dan Pemkab Pesisir Selatan masing-masing Rp32,5 miliar dan Rp15 miliar.

Oni mengungkapkan pengembangan kawasan tersebut menjadi KEK Mandeh akan menguntungkan masyarakat setempat secara ekonomi, karena akan meningkatkan kunjungan wisatawan.

Selama ini, meski kawasan Mandeh dikenal bagus atau malah dijuluki Raja Ampatnya Sumatra Barat, tetapi akses transportasi yang sulit serta minimnya infrastruktur penunjang pariwisata membuat kawasan itu sulit berkembang.

“Kami sudah punya masterplan, agar kawasan ini menjadi tujuan utama wisatawan. Yang paling diuntungkan tentu saja masyarakat setempat,” katanya.

Pemprov Sumbar menargetkan kunjungan wisatawan mancegara ke daerah itu mencapai 70.000 orang tahun ini.

PELUANG

Direktur Pusat Studi Pariwisata Universitas Andalas Sari Lenggogeni menilai Sumbar sudah memiliki kecukupan untuk menjadi tujuan wisata utama di Tanah Air.

Tinggal bagaimana memaksimalkan peran serta masyarakat dan seluruh stakeholder yang berkaitan dengan pariwisata, meningkatkan infrastruktur dan mendorong masuknya investasi di bidang pariwisata.

“Kedatangan Raja Saudi ini momentum untuk mendorong masuknya investasi ke Sumbar, ada banyak potensi wisata yang bisa ditawarkan,” katanya, Selasa (28/2/2017).

Dia menilai sejumlah daerah sudah cukup agresif mengembangkan pariwisata daerahnya, seperti Kota Padang, Bukittinggi, Kabupaten Pesisir Selatan dan Tanah Datar.

Tinggal mengoptimalkan potensi investasi untuk pengembangan kawasan unggulan. Apalagi, sudah ada ketertarikan dari investor untuk menanamkan modalnya di daerah itu.

Menurutnya, pemda perlu lebih proaktif mengawal masuknya investasi ke daerah itu. Rencana investasi Saudi misalnya, perlu ada campur tangan pemda untuk memproteksi agar investasi yang masuk memang memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat di kawasan wisata.

“Tetap investasi yang masuk jangan dulu B to B [business to business], pemerintah harus protect yang menguntungkan bagi masyarakat pastinya,” ujarnya.

Untuk mendorong peningkatan wisman, dia menyarankan pemda lebih aktif membuka peluang direct flight dari Padang ke mancenagara. Saat ini, satu-satunya penerbangan internasional ke daerah itu hanya dari Kuala Lumpur.

Bahkan, penerbangan rute tersebut sudah perlu ditambah karena tingginya load factor yang mencapai 90%, dan lebih dari 75% wisman ke Sumbar berasal dari Malaysia.    

Selain itu, tentu saja membuka kembali rute Padang – Singapura, dan mencari celah dibukanya penerbangan langsung dari Padang ke Timur Tengah, Dubai, Doha ataupun Jeddah, dan Padang ke Australia yang peluangnya cukup besar.

Sebelumnya, Kepala Bagian Pengembangan Wisata Saudi Arabia Osama Habes sudah mengunjungi Sumbar dan mendengarkan presentasi mengenai potensi investasi di sejumlah objek wisata daerah itu.

“Sumatra Barat menjadi perhatian kami untuk berinvestasi di sektor pariwisata,” ujarnya, di Padang, akhir pekan lalu.

Habes menggelar pertemuan dengan Minang Development Incorporation (MDI) dan sejumlah pejabat daerah mengenai potensi investasi di sektor pariwisata.

Dia mengatakan Saudi Arabia dan Indonesia sudah sangat dekat sejak lama. Untuk itu, tidak menutup kemungkinan investasi besar-besaran akan dilakukan di Tanah Air, termasuk ke Sumatra Barat.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Heri Faisal

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper