Kabar24.com, PADANG - Pemerintah Provinsi Sumatra Barat menargetkan luas tanam padi di daerah itu mencapai 530.000 ha tahun ini, guna mengejar produksi padi 3 juta ton sebagai bagian upaya swasembada beras nasional.
Candra, Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Sumbar, mengatakan peningkatan luas tanam dilakukan dengan optimalisasi lahan yang sudah ada termasuk melakukan pembukaan sawah baru.
“Tahun ini cetak sawah baru mencapai 600 ha, juga dengan memanfaatkan lahan-lahan yang belum maksimal tahun lalu,” katanya pada Minggu (12/2/2017).
Menurutnya, target luas tanam sebanyak 530.000 Ha diharapkan rampung 100% pada Agustus, sehingga pada Oktober sudah dilakukan lagi penanaman untuk proyeksi panen di tahun berikutnya.
Bahkan di kuartal pertama tahun ini, luas tanam setidaknya sudah terisi hingga 300.000 Ha, untuk mengantisipasi perubahan cuaca yang tidak menentu di pertengahan tahun, yang berpotensi menyebabkan gagal panen.
Berkaca pada tahun lalu, Candra mengakui cuaca ekstrem menyebabkan terjadi gagal panen di sejumlah daerah, sehingga luas tanam padi Sumbar mengalami penurunan dari target 516.000 Ha menjadi hanya 496.000 Ha.
“Lebih ke luas tanam saja yang berkurang. Kalau produksi padinya masih sesuai target 2,6 juta ton,” ujarnya.
Dia mengatakan selain menambah luas tanam, pemda setempat juga mengajukan perbaikan jaringan irigasi untuk 165.000 Ha di beberapa daerah terutama Kabupaten Padang Pariaman, Pesisir Selatan, dan Tanah Datar.
Masih terkendalanya jaringan irigasi di sejumlah daerah itu, diyakini akan mengganggu upaya percepatan peningkatan produksi padi daerah itu.
Adapun, untuk cetak sawah baru dimulai Februari dan dilakukan di lima kabupaten, yakni Dharmasraya seluas 150 ha, Limapuluh Kota 150 ha, Pasaman Barat 137 ha, Solok Selatan 92 ha dan Agam 71 ha.
Candra menyebutkan selain menambah luas tanam, pencetakan sawah baru dilakukan untuk menganti lahan pertanian yang selama ini dialihfungsikan untuk perumahan dan penggunaan lainnya.
Untuk produksi beras Sumbar tahun lalu sekitar 1,8 juta ton dengan kebutuhan konsumsi masyarakat setempat 850.000 ton hingga 950.000 ton. Sisanya dijual ke provinsi tetangga seperti Riau, Jambi, Kepulauan Riau, dan juga ke Jakarta.
Sementara itu Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar mencatat beras merupakan salah satu komoditas yang berkontribusi besar terhadap pembentukan inflasi daerah itu tahun lalu, berasama cabai merah, bawang merah, dan harga tiket pewasat.
Beras memberi andil inflasi sebesar 7% terhadap inflasi Sumbar 4,89% tahun lalu yang masih di atas inflasi nasional, sedangkan cabai merah memberi andil tertinggi hingga 44% terhadap inflasi Sumbar.