Kabar24.com, JAKARTA-- Pentagon membayar sejumlah hacker (peretas)untuk menguji kekuatan sistem internalnya . Para peretass ini pun akhirnya menemukan adanya celah dalam waktu yang lebih cepat dari prediksi.
Dalam sebuah proyek percontohan bulan lalu, Layanan Pertahanan Digital (DDS) Pentagon mengizinkan sekitar 80 orang peneliti melakukan simulasi 'mekanisme transfer file' yang menjadi andalan departemen tersebut dalam berkirim pesan elektonik yang memuat isu-isu positif baik berupa dokumen, gambar, serta file-file rahasia. Hal ini sangat penting hingga staf menteri Pertahanan baru James Mattis diberi pengarahan terkait program yang sedang berjalan ini pada hari pertamanya.
Lisa Wiswell yang mendapat julukan bureaucracy hacker (peretas birokrasi) di DDS mengatakan dia memberitahu analis cyber Pentagon untuk bersiap-siap setelah program tersebut dimulai pada 11 Januari lalu. Kala itu, dia juga menambahkan bahwa kemungkinan tidak akan ada hal khusus yang terjadi dalam waktu satu minggu setalah program itu dimulai.Namun, tanpa diduga,hanya dalam hitungan jam, laporan pertama dari seorang hacker di program tersebu menyoroti adanya risiko keamanan.
"Hal itu sangat mengejutkan. Rasanya, saya tak tahu hal apa lagi yang mungkin terjadi jika pertahanan kita sangat gampang di serang," katanya seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (13/2/2017).
Seiring dengan meningkatnya kekhawatiran terkait kerentanan dunia cyber di kalangan pemerintah Amerika, perusahaan cyber Synack Inc mendapatkan kontrak senilau US$4 juta selama tiga tahun pada September lalu untuk menemukan celah pada sistem mereka. Perusahaan yang berbasis di California inipun merekrut sejumlah peneliti dari Amerika, Canada, Australia, dan Inggris