Kabar24.com, TRIPOLI--Sekretaris Jenderal, Antonio Guterres, pada hari Sabtu telah menunjuk diplomat Palestina Salam Fayyad sebagai utusan baru PBB khusus untuk Libya dan Kepala Misi Dukungan PBB di Libya.
Amerika Serikat, bagaimanapun, keberatan dengan pilihan Fayyad, mengatakan bahwa Amerika Serikat "kecewa melihat surat yang menunjukkan niat untuk menunjuk mantan Perdana Menteri Otoritas Palestina dalam memimpin Misi PBB di Libya.
“Sudah terlalu lama PBB berlaku tidak adil dan bias mendukung Otoritas Palestina untuk merugikan sekutunya di Israel,”kata Nikki Haley, perwakilan AS di Dewan Keamanan PBB
Keberatan AS dengan penunjukan itu ditanggapi oleh Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina.
"Kami berharap bahwa AS tidak melakukan tindakan irasional dan diskriminatif terhadap PBB untuk menarik individu yang sangat berkualitas," katanya sebuah pernyatan.
Fayyad merupakan mantan perdana menteri dari otoritas Palestina dari tahun 2007 hingga 2013. Ia juga seorang mantan menteri keuangan.
Fayyad diangkat untuk menggantikan diplomat Jerman Martin Kobler, yang telah menjabat sebagai utusan khusus PBB untuk Libya dan Kepala Misi Dukungan PBB di Libya sejak November 2015.
Kobler telah melakukan sesi dialog damai antara rival politik Libya selama lebih dari satu tahun untuk mengakhiri keadaan politik yang terpecah belah di negara itu.
Akhirnya, perjanjian damai ditandatangani oleh rival dan pemerintahan baru dari kesepakatan nasional. Namun, negara masih menderita krisis politik meskipun perjanjian ditandatangani.