Bisnis.com, JAKARTA—Presiden Truksi Tayyip Erdogan dan Presiden AS Donald Trump sepakat untuk bersama-sama memberantas ISIS di sejumlah kota di Suriah, seperti di Raqqa dan al-Bab.
Kesepakatan itu ditegaskan dalam komunikasi via telepon antara kedua pemimpin negara tersebut pada Selasa (7/2/2017). Salah satu sumber dari staf kepresidenan Turki mengatakan, sejumlah isu terkait keamanan, krisis pengungsi menjadi topik pembicaraan utama antara Trump dan Erdogan.
“Erdogan juga mendesak Trump untuk tidak mendukung milis Kurdi Suriah, YPG,” ujar sumber dari Kepresidenan Turki, seperti dikutip dari Reuters Rabu (8/2/2017).
Seperti diketahui, aliansi milisi yang didukung oleh AS yakni Pasukan Suriah Demokratik (SDF), tercatat telah memulai fase baru kampanye militer di Raqqa pada Sabtu (4/2/2017) lalu.
“Trump berbicara tentang komitemen bersama untuk memerangi terorisme dan segala bentuknya. Kami menyambut kontribusi Turki untuk memerangi ISIS,” tulis Gedung Putih dalam keterangan resminya, seperti dilansir dari Reuters, Rabu (8/2/2017).
Adapun, Turki yang merupakan sekutu NATO, telah berulang kali mengatakan ingin menjadi bagian dari operasi untuk membebaskan Raqqa. Namun, negara itu tidak ingin YPG ikut terlibat. Padahal, YPG merupakan aliansi dari SDF.
Sebelumnya, hubungan antara AS dan Turki sempat memanas lantara perbedaan pendapat antara Erdogan dan Barack Obama terkait perang terhadap ISIS.
Sementara itu, sumber di Turki juga menyebutkan Direktur CIA Mike Pompeo dijadwalkan mengunjungi Turki pada Kamis (9/2/2017). Rencanannya Pompeo akan membahas masalah YPG dan jaringan kelompok Fethullah Gulen. Adapun Fethullah Gulen dituding sebagai pihak yang mendalangi kudeta gagal di Turki tahun lalu.