Bisnis.com, JAKARTA - Pluit merupakan salah satu kawasan yang cukup terkenal di Jakarta Utara dan bahkan di Ibu Kota, karena terdapat komplek perumahan mewah dan pusat perbelanjaan seperti Megamal Pluit.
Secara administratif sekarang daerah tersebut merupakan Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Daerah tersebut dalam peta yang dibuat pada 1903, semula bernama Fluit Muara Baru.
Zaenuddin HM menjelaskan dalam bukunya “212 Asal-Usul Djakarta Tempo Doeloe,” setebal 377 halaman diterbitkan Ufuk Press pada Oktober 2012, bahwa nama daerah itu dalam perkembangan akhirnya hanya disebut Pluit.
Mengapa diberi nama Pluit? Demikianlah asal usulnya bahwa jika merujuk pada kamus Belanda-Indonesia (susunan Wodjowasito, 1978), Fluit berarti “suling” atau “bunyi suling” atau “roti panjang-sempit.”
Namun, rupanya nama tersebut tidak ada kaitannya dengan pluit yang biasa ditiup wasit dalam pertandingan olahraga. Juga tidak ada hubungannya dengan jenis roti.
Nama Pluit ternyata berasal dari kata fluit atau lengkapnya adalah fluitship yang berarti kapal layar panjang berlunas ramping.
Menurut sejarah, sekitar tahun 1660 di sebelah timur muara Kali Angke diletakkan sebuat fluitship bernama Het Witte Paert, yang sudah tidak layak lagi untuk berlayar ke laut.
Kapal yang sudah tidak berfungsi itu kemudian dipakai sebagai kubu pertahanan Belanda dari serangan-serangan sporadis yang dilakukan tentara Kesultanan Banten. Kubu itu kemudian dikenal dengan sebutan De Fluit.
Masyarakat pribumi kurang fasih melafalkan kata Fluit, dan juga tidak peduli dengan ejaan yang dipakai pada masa itu. Sehingga akhirnya Fluit berubah menjadi Pluit, yakni huruf F berganti P dan dipakai sampai sekarang.