Kabar24.com, MANILA - Amerika membantah tudingan secara diam-diam menimbun senjata di Filipina.
Duta Besar Amerika Serikat untuk Filipina, Sung Kim, pada Selasa (31/1/2017) menyangkal tuduhan Presiden Rodrigo Duterte, yang menyebutkan pasukan Amerika Serikat membangun penyimpanan senjata di lima pangkalan di Filipina, yang melanggar kesepakatan keamanan.
Duterte pada Minggu mengatakan bahwa Amerika Serikat menimbun sejumlah persenjataan, termasuk tank, di tiga tempat di Filipina, yang dapat memicu perang dengan China dan menarik negaranya ke dalam kekerasan.
Presiden kontraversial itu kemudian mengancam menyingkirkan kesepakatan pertahanan antara Filipina dengan AS, yang merupakan hal penting bagi kepentingan strategis AS di Asia.
"Kami tidak membangun penyimpanan senjata di manapun di Filipina," kata Duta Besar Sung Kim dalam forum di Klub Bisnis Makati, menambahkan bahwa sejumlah fasilitas akan dibangun untuk menyimpan perlengkapan guna menangani bencana.
Dia mengatakan bahwa Amerika Serikat tidak diperkenankan membangun apa pun di pangkalan-pangkalan Filipina yang melawan pemerintah Filipina, dan fasilitas-fasilitas itu "tidak berhubungan dengan persenjataan".
Pejabat militer Filipina pada Senin menyatakan bahwa kekhawatiran Duterte telah ditanggapi, namun tidak ada hal apapun yang mendukungnya.
Sung mengatakan dia memiliki sejumlah diskusi panjang dengan para pejabat tinggi keamanan termasuk menteri pertahanan, dan berjanji akan membicarakan sejumlah isu. Dia mengatakan kerjasama dua negara itu masih erat.
Juru bicara Duterte, Ernesto Abella menolak menjelaskan sumber yang memberikan informasi kepada presiden saat dia mengatakan pihak Amerika membangun penyimpanan senjata.
"Saya tidak dapat memberi tahu Anda soal itu namun dia tampak mengetahui informasi yang demikian," kata Abella dalam pengarahan pers.
"Dia kemungkinan mendapatkan konfirmasi lainnya yang dapat mempengaruhi komentar itu," katanya.
Tanggapan Duterte itu diutarakan setelah Pentagon menyetujui peningkatan dan konstruksi sejumlah barak, landasan pacu dan fasilitas penyimpanan tahun ini di bawah Kesepakatan Kerjasama Pertahanan Tambahan (EDCA) yang disinggung oleh Duterte.
Kesepakatan pertahanan itu mencakup pengerahan bergilir kapal-kapal, pesawat dan pasukan AS di lima pangkalan, dan penyimpanan perlengkapan untuk sejumlah misi keamanan maritim dan kemanusiaan.
Duterte mengatakan tidak menyukai keberadaan pasukan Amerika Serikat di tanah Filipina. Dia berusaha meningkatkan ikatan dengan China meskipun terjadi benturan Laut China Selatan, katanya.