Kabar24.com, JAKARTA—Para aktivis hak-hak sipil Amerika Serikat memulai aksi demo hari ini atau sepekan menjelang pelantikan Donald Trump sebagai presiden setelah sebelumnya sejumlah aktivis menyatakan akan membatalkan pelantikan tersebut.
Mereka juga berjanji akan mempertahankan hak suara minoritas dan sistem peradilan pidana yang adil.
Sekitar 2.000 orang yang sebagaian besar terdiri dari warga kulit hitam berparade dan berkumpul di dekat Monumen Peringatan Martin Luther King Jr. di tengah dinginnya cuaca.
Mereka bertekad membela hak kaum minoritas dan mempertahankan UU Perawatan Kesehatan (Obamacare) yang sudah ditandatangani Presiden Barack Obama namun akan dibatalkan oleh Trump.
Al Sharpton, pemimpin hak-hak sipil yang juga menjadi juru bicara pendemo mengatakan bahwa Partai Demokrat di Kongres perlu dikirimi pesan sederhana: "Satukan kekuatan."
"Kami berbaris menembus hujan deras karena kami ingin negara memahami apa yang telah kami perjuangkan dan capai. Anda dipilih bukan untuk menghilangkan semua itu" ujarnya sebagaimana dikutip Reuters, Minggu 16/1/2017).
Trump, seorang pengusaha properti asal New York, memenangkna pemilu presiden dengan program populis seperti janjinya untuk membuat dinding pembatas AS dengan Mesiko, membatasi imigran Islam serta menghapuskan program kesehatan Obamacare.
Langkahnya menunjuk Senator Jeff Sessions, seorang politisi Partai Republik asal Alabama menjadi Jaksa Agung, telah memicu kekhawatiran bahwa Trump akan mengurangi hak suara minoritas dan membatalkan reformasi sistem paradilan pidana.
Para peserta aksi demo juga termasuk kelompok warga asal keturunan Amerika Latin, La Raza, para politisi, dan keluarga korban kulit hitam yang dibantai polisi serta kelompok hak-hak sipil lainnya.
Sebagian dari peserta demo juga bertekad untuk membatalkan pelantikan Trump pada 20 Januari mendatang.