Kabar24.com, KUPANG - Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Frans Lebu Raya meminta seluruh pemangku kepentingan di daerah kepulauan itu untuk tidak membesar-besarkan tragedi penikaman siswa SD di Kabupaten Sabu Raijua karena situasi sudah kondusif.
"Tidak perlu membesar-besarkan kejadian itu melalui media sosial atau sejenisnya, apalagi mengaitkan kejadian itu dengan unsur suku, agama, ras dan antar etnis tertentu (SARA), karena akan membuat suasana yang sudah kondusif menjadi mencegangkan," kata Gubernur di Kupang, Kamis (15/12/2016).
Gubernur Lebu Raya mengatakan hal itu dihadapan panitia, penyelenggara dan peserta Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Kantor Perwakilan NTT.
Frans saat itu didampingi Forum Komunikasi Pimpinan Daerah diantaranya Ketua DPRD NTT, Danrem 161 Wira Sakti Kupang, dan jajaran Muspida lainnya itu menegaskan bahwa tragedi penikaman siswa SD di Kabupaten Sabu Raijua merupakan murni kriminalitas dan bukan SARA.
"Jangan mulai mendramatisir kejadian itu melalui media massa, media sosial Whats up, BBM apalagi disertai dengan foto-foto (editan sendiri) yang membuat takut para netizen atau pembaca, seolah-olah tragedi itu seperti foto yang diedar luas versi sendiri-sendiri," katanya.
Dia mengatakan, tidak ada korban jiwa dari para siswa Sekolah Dasar, kecuali oknum yang diduga pelaku yang tewas diamuk massa pasca kejadian itu.
Gubernur mengatakan, hasil komunikasi langssung dengan para korban di tempat kejadian peristiwa itu sehari setelah kejadian, para korban yang adalah siswa-siswi sekolah dasar itu kondisi mulai pulih.
"Saya meneguhkan mereka bahwa bapak/ibu tidak perlu khawatir berlebihan karena kejadian itu murni kriminalitas dan tidak ada kaitannya dnegan unsur SARA. Kejadian itu dengan pelakunya tunggal dan berdiri sendiri," katanya.
Pasca-tragedi penikaman siswa SD di Sabu Raijua, Komandan Korem 161/Wira Sakti, Brigjen TNI Heri Wiranto Gubernur NTT Frans Lebu Raya tiba di Sabu Raijua dan bersama Kapolda NTT, Brigjen Pol Widyo Sunaryo (14/12), sekira pukul 11.00, tiba di lokasi kejadian.