Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hari Guru Nasional (HGN): Tiga Pesan Presiden untuk Guru Indonesia

Presiden juga menyampaikan selamat ulang tahun ke-71 PGRI. Kepada para guru Indonesia, Presiden berpesan tentang tiga hal.
Presiden Jokowi menyapa ribuan guru setibanya di SICC pada puncak peringatan Hari Guru Nasional. /kemenag-sugito
Presiden Jokowi menyapa ribuan guru setibanya di SICC pada puncak peringatan Hari Guru Nasional. /kemenag-sugito

Kabar24.com, BOGOR - Presiden RI Joko Widodo beserta Ibu Negara Iriana menghadiri puncak peringatan Hari Guru Nasional (HGN) dan ultah ke-71 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Peringatan yang dihadiri para guru dari pelosok negeri ini diselenggarakan di Sentul International Convention Center (SICC).

"Selamat Hari Guru Nasional kepada seluruh guru di Tanah Air, di manapun saudara berada, khususnya di pelosok dan daerah perbatasan," sapa Presiden Jokowi kepada ribuan guru yang memadati tribun SICC dan guru-guru Indonesia di berbagai daerah, Ahad (27/11/2016).

Presiden juga menyampaikan selamat ulang tahun ke-71 PGRI. Kepada para guru Indonesia, Presiden Joko Widodo berpesan tiga hal.

Pertama, keberagaman, NKRI, Pancasila, UUD 45, dan Bhineka Tunggal Ika. Menurut Presiden, guru berperan penting dalam membimbing dan mengisi anak anak didik hingga mereka tahu bahwa negara ini kaya akan keragaman. Tidak ada negara seperti Indonesia yang memiliki 17 ribu pulau, 516 kabupaten/kota, 34 provinsi, 700 suku, 1.100 bahasa lokal.

"Betapa kita ini sangat beragam. Ini harus kita jaga dan rawat. Seni budaya kita ribuan, bahkan mungkin puluhan ribu," ujarnya. "Saya minta guru selalu sampaikan hal ini pada anak didik agar kita bisa bersatu dan rukun di antara saudara. Kita memang beda, kulit, rambut, mata, semua beda. Bangsa ini ke depan harus tetap satu, NKRI, dalam keadaan dan situasi apapun," tambahnya.

Kedua, terkait nilai karakter bangsa. Menurutnya, nilai, etika, kejujuran, kedisiplinan, optimisme, kerja keras, harus terus disuntikkan kepada anak didik Indonesia.

"Etika berbicara, etika menghormati guru, orang tua, senior, karena ini adalah nilai Indonesia, (harus ditanamkan) sejak dini, dari Paud, TK, SD, sampai ke atas," pintanya.

Presiden menilai bahwa selain keahlian pada bidang ilmu seperti matematika, fisika, PPKN, kimia, dan biologi, nilai etika kejujuran, kedisiplinan, kerja keras, optimisme juga perlu disuntikkan kepada anak didik. Dengan demikian, generasi masa Indonesia diharapkan akan siap menghadapi persaingan yang semakin kompetitif.

Ketiga, etika media sosial. Di era keterbukaan, Presiden memandang penting mengisi anak didik dengan kepribadian dan karakter Indonesia. Menurutnya, sikap saling menghujat, memaki, menjelekan, fitnah, adu domba bukanlah tata nilai Indonesia.

"Tapi sekarang ada semua di medsos kita. Ini tugas guru untuk memberi tahu kepada anak didik kita bahwa nilai keindonesiaan kita bukan itu," katanya.

"Saya titip anak-anak kita diajak bermedsos yang santun dengan tata nilai etika yang baik, mengajak ke hal yang positif, karena itulah nilai keindonesiaan kita," ujarnya.

Presiden Jokowi yakin dan optimis, guru Indonesia bisa menjalankan peran itu. "Saya percaya satu orang hebat bisa melahirkan beberapa karya hebat. Tapi satu guru hebat, bisa melahirkan ribuan orang hebat," pekiknya disambut tepuk tangan guru.

"Dirgahayu Hari Guru Nasional. Jadilah lentera yang memandu bangsa melaju ke depan menjadi bangsa pemenang," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Fatkhul Maskur
Editor : Fatkhul Maskur

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper