Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Panglima TNI: Waspadai Penjajahan Asing Kuasai Sumber Energi via Opini Media

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan perebutan sumber energi terjadi karena jumlah penduduk yang terus bertambah, sedangkan kapasitas bumi tidak memadai untuk mencukupi kebutuhan manusia.
Presiden Joko Widodo (kiri) berdiskusi dengan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (kanan) seusai memimpin Apel Danrem Dandim Terpusat 2016 di Secapa TNI AD, Bandung, Jawa Barat, Selasa (15/11)./Antara
Presiden Joko Widodo (kiri) berdiskusi dengan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (kanan) seusai memimpin Apel Danrem Dandim Terpusat 2016 di Secapa TNI AD, Bandung, Jawa Barat, Selasa (15/11)./Antara

Kabar24.com, MEDAN - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan perebutan sumber energi terjadi karena jumlah penduduk yang terus bertambah, sedangkan kapasitas bumi tidak memadai untuk mencukupi kebutuhan manusia.

"Kondisi ini menyebabkan perebutan energi dan sumber daya alam antarnegara tidak dapat dihindarkan," kata Gatot pada silaturahim dan sekaligus kuliah umum 3.846 orang lapisan masyarakat Kota Medan di Gedung Medan International Convention Centre (MICC) Medan, Sabtu (19/11/2016).

Adapun sasaran utama perebutan sumber energi tersebut, menurut dia, terjadi negara-negara di garis ekuator yang memiliki sumber daya alam yang melimpah. "Banyak cara yang dilakukan pihak-pihak luar untuk melakukan penjajahan jenis baru terhadap kekayaan alam Indonesia," kata Nurmantyo.

Panglima TNI menyebutkan walaupun bukan dengan senjata, penjajahan itu bisa dilakukan dengan membeli media massa untuk melakukan pembentukan opini dan kegaduhan di masyarakat.

Kegaduhan ini dimaksudkan untuk menciptakan benturan-benturan sosial yang pada akhirnya akan memecah belah persatuan bangsa, sehingga negara akan mudah dieksploitasi dan diperdaya. Sebagai salah satu negara terkaya dalam sumber daya alam, Indonesia memiliki potensi ancaman dan konflik.

"Semua ini terjadi pada dasarnya adalah karena adanya perang tidak terlihat di antara negara-negara di dunia, yaitu perang perebutan energi," ucapnya.

Dia mengatakan, 70% lebih konflik di dunia terjadi dikarenakan persoalan energi, bukan ideologi atau agama. Untuk itu, Panglima TNI mengajak seluruh masyarakat untuk mewaspadai kompetisi global, karena Indonesia negara yang sangat kaya yang diapit dua samudera dan dua benua.

Menurutnya, sekitar 27 tahun lagi dipastikan dunia akan krisis energi. "Kita harus tahu perspektif ancaman, kita harus waspada", kata mantan KSAD.

Panglima TNI juga mengajak kepada seluruh pemuda untuk mewujudkan Indonesia sebagai bangsa pemenang. "Maka saya mengambil judul mari kita berjuang dan bergotong royong mewujudkan bangsa Indonesia sebagai bangsa pemenang". "Orang-orang yang patriot itu, dia tidak usah disuruh kalau lihat ada orang lemah, kewajibannya membantu," katanya.

Panglima TNI mengingatkan adanya ancaman asing yang ingin menguasai Indonesia dan strategi mereka dengan membeli dan menguasai media massa untuk pembentukan opini, menciptakan rekayasa sosial serta kegaduhan masyarakat. Mencari dan menciptakan kader-kader potensial di Indonesia sedini mungkin sehingga berpihak dan dapat dikendalikan oleh asing.

Selain itu, kata Gatot, mereka menciptakan benturan antarlembaga penegak hukum (Polri dan KPK) serta menimbulkan konflik/memecah-belah parpol.

Kemudian, investasi besar-besaran ke Indonesia dan menjadikan Indonesia sebagai pasar produk asing. Panglima TNI menambahkan 2% penduduk Indonesia merupakan pencandu narkoba. Adapun 15.000 jiwa meninggal setiap tahun karena narkoba. "Narkoba sangat mengancam NKRI. Ini tujuannya untuk menciptakan Indonesia sebagai negara yang bodoh," kata Nurmantyo.

Hadir pada kegiatan tersebut Para Asisten Panglima TNI, Kadispenad, Gubernur Sumatra Utara, Kapolda Sumut, Pangdam I/BB, Unsur FKPD Provinsi Wali kota Medan, Para Alim Ulama/Tokoh Masyarakat, Pelajar SLTA.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper