Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sumut Minta Gas Didistribusi Dari Aceh

Pemerintah Provinsi Sumatra Utara menyurati Kementerian Perindustrian dan Kementerian ESDM agar gas yang diproduksi di Aceh didistribusikan ke provinsi itu.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, MEDAN -  Pemerintah Provinsi Sumatera Utara menyurati Kementerian Perindustrian dan Kementerian ESDM agar gas yang diproduksi di Aceh didistribusikan ke provinsi itu.

Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Sumut Eddy Saputra Salim melalui pesan singkat yang diterima Antara di Medan, Jumat (11/11/2016), mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan pejabat Kementerian ESDM untuk mendapatkan gas lebih murah.

Kebijakan itu diambil untuk mengatasi keluhan dan kesulitan kalangan industri di Sumut karena mahalnya gas yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan usaha.

Selama ini, kalangan usaha di Sumut harus membeli gas dengan harga yang cukup mahal yakni berkisar US$13,9  per MMBtu.

Harga gas tersebut dijual dengan cukup mahal karena didatangkan dari ladang gas Tangguh yang berlokasi di Papua.

Namun Ditjen Migas Kementerian ESDM menawarkan gas yang didatangkan dari Provinsi Aceh dengan tawaran harga US$9,9  per MMBtu.

Karena itu, Pemprov Sumut mengirimkan surat ke Kementerian Perindustrian dan Kementerian ESDM sesuai saran yang disampaikan.

Namun dalam surat tersebut, Pemprov Sumut belum mencantumkan harga beli karena jumlah yang ditawarkan Ditjen Migas Kementerian ESDM itu masih dianggap memberatkan.

"Kita minta turun tetapi harganya belum disebut," katanya.

Belum dicantumkannya harga beli gas tersebut mengacu pada harapan Presiden Joko Widodo agar harganya berkisar 6 dolar As per MMBtu.

Harapan kepala negara tersebut sangat didukung agar industri di Tanah Air mampu bersaing dengan tetangga seperti Singapura dan Malaysia yang menetapkan harga gas 6 dolar As per MMBtu.

"Presiden punya harapan harganya 6 dolar As per MMBtu. Makanya kita tidak mencantumkan harga agar dapat diturunkan (dari 9,9 dolar As per MMBtu yang ditawarkan Ditjen Migas," kata Eddy Salim.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper