Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Meskipun Kuartal III/2016 Melambat, BI Prediksi Ekonomi Sumbar Bisa Tumbuh di Atas 5%

Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Sumatra Barat tahun ini masih di atas 5%, meski terjadi perlambatan pertumbuhan di kuartal ketiga yang hanya 4,82%.
Pembentukan produk domestik regional bruto Sumbar masih didominasi sektor pertanian kehutanan dan perikanan sebesar 23,74%/ilustrasi
Pembentukan produk domestik regional bruto Sumbar masih didominasi sektor pertanian kehutanan dan perikanan sebesar 23,74%/ilustrasi

Kabar24.com, PADANG—Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Sumatra Barat tahun ini masih di atas 5%, meski terjadi perlambatan pertumbuhan di kuartal ketiga yang hanya 4,82%.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumbar Puji Atmoko mengatakan proyeksi pertumbuhan ekonomi Sumbar secara keseluruhan masih bisa di atas 5%, mengingat kuartal IV diperkirakan belanja pemerintah akan meningkat.

“Memang akan ada koreksi, tetapi kami masih optimistis tumbuh di atas 5%,” ujarnya, Senin (7/11/2016).

Sebelumnya, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Sumbar berada di kisaran 5,6% - 5,9%.

Puji mengakui rilis BPS soal pertumbuhan ekonomi di kuartal III/2016 di luar prediksinya, terutama penurunan sektor pertanian akibat cuaca ekstrem. Sektor itu bahkan terakhir mengalami penurunan pada 2013.

“Yang mengejutkan dari sisi lapangan usaha, sektor pertanian ini turun. Padahal kontribusinya mencapai 24%, dampaknya besar,” katanya Puji.

Dia menjelaskan, dari sektor pertanian itu 30% merupakan tanaman pangan. Kemudian 80% dari tanaman pangan itu adalah padi yang juga mengalami penurunan sekitar 5%.

Adapun, kontraksi sektor pertanian menjadi penyumbang perlambatan ekonomi Sumbar yang hanya tumbuh 4,82%. Pencapaian itu bahkan lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya 4,93%.

Hefinanur, Kabid Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Sumbar menyebutkan perlambatan pertumbuhan itu ditopang anjloknya sektor pertanian atau minus 1,09%.

“Selama triwulan III itu, untuk pertanian memang menurun produksinya, terutama padi sampai turun 5%, karena disebabkan cuaca ekstrem,” katanya.

Menurutnya, cuaca di daerah itu dalam beberapa bulan terakhir memang terbilang ekstrem. Sejumlah daerah seperti Kabupaten Tanah Datar, Limapuluh Kota dan Pasaman mengalami kemarau berkepanjangan dan menyebabkan gagal panen.

Begitu juga dengan sejumlah daerah lainnya di pesisir pantai barat Sumatra mengalami hujan terus menerus yang menyebabkan terjadinya gagal panen di beberapa tempat.

Selain pertanian, dari sisi pengeluaran, pemotongan dana alokasi umum (DAU) serta efisiensi yang dilakukan pemerintah pusat menyebabkan belanja pemerintah atau pengeluaran komsumsi pemerintah terkontraksi 1,78%.

Adapun, pertumbuhan ekonomi Sumbar kuartal III/2016 ditopang meningkatnya pengadaan listrik dan gas sebesar 14,02%, informasi dan komunikasi 11,07%, dan penyediaan akomodasi dan makan minum 10,44%.

Sedangkan pembentukan produk domestik regional bruto (PDRB) Sumbar masih didominasi sektor pertanian kehutanan dan perikanan sebesar 23,74%, perdagangan 14,95%, dan transportasi dan pergudangan 12,50%.

Sementara itu, dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Sumbar dipengaruhi naiknya pengeluaran konsumsi lembaga non profit sebesar 5,17%, konsumsi rumah tangga 4,42%, dan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi fisik sebesar 2,94%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Heri Faisal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper