Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Monyet Mengamuk, Warga Minta Bantuan Polisi

Warga Jalan Bata Merah Kelurahan Sawahan Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, terpaksa meminta bantuan polisi untuk menangkap seekor kera yang mengamuk.
Ilustrasi/eusophi.com
Ilustrasi/eusophi.com

Kabar24.com, SAMPIT - Seekor kera alias monyet berhasil membuat warga di sebuah wilayah di Sampit, Kalimantan Tengah dilanda cemas.

Warga Jalan Bata Merah Kelurahan Sawahan Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, terpaksa meminta bantuan polisi untuk menangkap seekor kera yang mengamuk.

"Kayu tempat ikatannya sampai patah. Kami khawatir ada warga yang digigit," kata Jufri, pemilik kera itu di Sampit, Senin (31/10/2016).

Kera yang oleh warga setempat disebut bangkui itu diperkirakan berusia delapan tahun dengan berat sekitar 27 kilogram. Kera dewasa itu cukup menakutkan karena taringnya panjang dan bisa melukai manusia.

Jufri mengaku memelihara kera itu sejak kecil karena saat itu terlihat lucu. Dia mengabaikan peringatan beberapa warga bahwa kera itu bisa membahayakan ketika sudah dewasa.

Namun kejadian belakangan ini membuatnya menyadari kebenaran peringatan itu. Kera yang dipeliharanya kini berubah beringas dan membahayakan warga.

"Sabtu (29/10) lalu tangan saya kena gigit sampai mengeluarkan banyak darah. Saat itu saya bermain-main seperti biasa, tapi malah digigit. Sejak itu tidak saya beri makan lagi, makanya mungkin dia mengamuk," kata Jufri.

Sebelum polisi datang, beberapa warga berhasil menangkap kera beringas itu. Namun warga tetap meminta polisi yang datang ke lokasi untuk membawa kera itu karena khawatir akan melukai warga.

"Kera ini sangat kuat. Untungnya rantainya belum lepas dari badannya jadi memudahkan kami menangkapnya," kata Sigit, warga yang menangkap kera tersebut.

Atas kejadian ini, Jufri pun mengaku ikhlas kera yang lama dipeliharanya itu dibawa petugas. Dia berharap kera itu dilepas ke hutan agar tidak mengancam keselamatan warga setempat.

Komandan Pos Jaga Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sampit, Muriansyah tidak henti-hentinya meminta masyarakat untuk tidak memelihara hewan yang dilindungi atau berbahaya. Jika salah dalam pemeliharaan, hewan bisa mati. Jika hewan tersebut merupakan hewan dilindungi, maka bisa membawa konsekuensi hukum bagi warga yang memeliharanya.

Memelihara hewan juga berisiko terhadap kesehatan. Seperti orangutan dan sejenisnya, bisa menularkan penyakit berbahaya kepada manusia, seperti hepatitis dan tuberkulosis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper