Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Presiden Venezuela Kritik Trump dan Hillary

Presiden Venezuela Nicolas Maduro pada Rabu (12/10/2016) atau Kamis (13/102016) menyinggung calon presiden Partai Republik Donald Trump dan calon dari partai Demokrat Hillary Clinton dan mengkritik debat mereka pada akhir minggu.
Presiden Venezuela Nicolas Maduro/Antara
Presiden Venezuela Nicolas Maduro/Antara

Bisnis.com, CARACAS, Venezuela - Presiden Venezuela Nicolas Maduro pada Rabu (12/10/2016) atau Kamis (13/102016)  menyinggung calon presiden Partai Republik Donald Trump dan calon dari partai Demokrat Hillary Clinton dan mengkritik debat mereka pada akhir minggu.

Dia memperingatkan jika menjadi presiden, keduanya akan buruk bagi Amerika Latin.

"Saya belum pernah melihat sebuah perdebatan yang lebih buruk, lebih tidak bermoral dalam sejarah perpolitikan Amerika Serikat, yang saya ikuti selama 30 tahun," kata Presiden Maduro, seorang sosialis, dalam sebuah kegiatan untuk memperingati "Hari Perlawanan Pribumi" di Venezuela, yang merupakan bekas jajahan Spanyol.

"Jika setengah dari apa yang mereka katakan satu sama lain itu benar, maka tidak ada seorangpun dari keduanya dapat menjadi presiden Amerika Serikat ataupun di negara lain di dunia," Maduro menambahkan.

Dia adalah mantan supir bus dan pemimpin perserikatan yang sebelumnya menyingkirkan dukungannya terhadap mantan rival Hillary, Senator Bernie Sanders, yang menyebutnya sebagai "teman revolusi" miliknya.

Caracas yang dipimpin oleh politikus aliran kiri itu seringkali bersitegang dengan Washington, yang menyalahkan musuh "imperialis" mereka atas krisis ekonomi yang terjadi di negara anggota OPEC itu. Administrasi kalangan Demokrat Barack Obama telah mendukung sebuah gerakan oposisi untuk menyingkirkan kekuasaan Maduro.

Hillary dan Trump, yang menurut jajak pendapat yang ada terbukti tidak menuai banyak dukungan, bersaing untuk menggantikan Obama dalam pemilu 8 November mendatang.

"Kami tidak dapat mengharapkan hal yang baik dari keduanya," Maduro mengatakan, mengenakan sebuah kemeja merah dan dikerumuni oleh sekelompok warga pribumi Venezuela. "Baik Trump maupun Hillary tidak memiliki harapan atau kepentingan yang baik bagi Venezuela atau Amerika Latin".

Pihak oposisi Venezuela mengatakan bahwa Maduro sebaiknya lebih mengutamakan isu-isu domestik, seperti kekurangan pangan, inflasi tiga digit, dan keadaan dimana Venezuela menjadi salah satu negara dengan tingkat pembunuhan tertinggi di dunia, alih-alih memberikan opini terhadap negara lain.

Sejumlah kritikus bahkan membandingkan Maduro dengan Trump pada tahun lalu setelah dirinya menutup perbatasan dan memulangkan ratusan warga Kolombia, mengingatkan lawannya terhadap proposal Trump untuk memulangkan para imigran ilegal secara besar-besaran dan membuat Meksiko membiayai pembangunan sebuah dinding yang akan memisahkannya dengan Amerika Serikat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA/REUTERS
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper