Bisnis.com, PADANG - Pemerintah Kota Padang, Sumatra Barat berencana menjadikan kawasan Permindo sepanjang 334 meter di pusat kota, sebagai sentra bisnis dan wisata malam, guna meningkatkan geliat ekonomi setempat.
Wali Kota Padang Mahyeldi Dt Marajo menyebutkan kawasan itu sangat strategis karena berada di pusat kota yang dekat dengan Pasar Raya Padang, penginapan dan hotel, serta terhubung dengan akses transportasi kota.
“Kami ingin Permindo jadi pusat kegiatan bisnis yang tertata, dan berkontribusi terhadap pembangunan daerah,” katanya, Jumat (30/9/2016).
Selama ini, kawasan Permindo di sebelah utara Pasar Raya Padang cenderung tak terawat karena banyaknya pedagang kaki lima yang berjualan dengan sesukanya, sehingga menyebabkan kemacetan.
Mahyeldi mengungkapkan, sebelum gempa 30 September 2009, Permindo merupakan primadona pejalan kaki di kawasan kota Padang. Karena, tempatnya yang bersih dan tertata dengan baik.
Namun, setelah gempa yang menyebabkan banyaknya kerusakan bangunan di daerah itu, Permindo pun menjadi semraut. Pedagang kaki lima permunculan di kawasan itu tanpa pengaturan yang jelas.
“Jadi ditata ulang. PKL diatur lagi, jualan hanya boleh dari jam 3 sore sampai malam. Jalur pejalan kaki kami buat ramah bagi disabilitas, sehingga kawasan Permindo menjadi tempat nyaman dan teratur,” katanya.
Ian Hanafiah, Ketua Association of The Indonesia Tour and Travel Agencies (Asita) menyebutkan upaya Pemkot Padang menata kembali kawasan itu perlu diapresiasi, sehingga memberikan ruang belanja terbuka yang nyaman bagi masyarakat.
Menurutnya, Asita mendukung rencana pemerintah setempat untuk mengembangkan kawasan tersebut, dan mengusulkan Permindo dijadikan sentra kuliner, suvenir dan cendera mata.
“Jadi konek dengan pengembangan pariwisata. Karena Padang itu sangat minim, tempat wisata malam yang nyaman bagi wisatawan, sekaligus buat makan-makan dan membeli oleh-oleh sebagai cinderamata. Konsepnya mirip Malioboro lah di Jogja,” katanya.
Dia mengatakan sebagian besar operator yang membawa wisatawan ke daerah itu, minim kegiatan di malam hari, karena terbatasnya objek yang bisa dikunjungi.
Ian mengungkapkan, daripada tamu menghabiskan waktu di hotel, ada baiknya dibawa menikmati suasana wisata malam Permindo, sehingga ada uang beredar yang bisa dimanfaatkan pedagang dan masyarakat sekitar.
“Pedagang kuliner, dan souvenir bisa difokuskan di kawasan itu, cukup malam hari saja. Jadi tertata dan tidak mengganggu toko yang sudah ada,” katanya.