Kabar24.com, JAKARTA - Melabeli Trump sebagai demagog berbahaya, USA Today pada Kamis (29/9/2016) mendesak pembacanya untuk tidak memilih sang calon presiden dari Partai Republik.
Namun, di saat yang sama, surat kabar nasional AS tersebut juga menekankan bahwa pihaknya tidak mendukung Hillary Clinton.
Di rubrik editorialnya, USA Today menekankan bahwa sepanjang sejarah sejak mulai terbit 34 tahun lalu, pihaknya tidak pernah memihak dalam penyelenggaraan pemilihan presiden. Namun, saat ini surat kabar tersebut keluar dari cangkangnya karena merasa bahwa seorang developer properti tidak pantas menjadi presiden.
"Dia [Trump] tidak siap untuk jadi panglima tertinggi. Dia penuh dengan prasangka. Dia pembohong. Pernyataan kebijakan luar negeri Trump kurang informasi dan membingungkan," sebut surat kabar tersebut dalam editorialnya seperti diberitakan Reuters, Jumat (30/9/2016).
Dalam sebuah opini di situs USA Today, partner Trump, Mike Pence menulis bahwa pabisnis dari New York tersebut seorang yang bijaksana, penuh kasih, dan kuat.
"Saya tahu dia siap untuk memimpin Amerika Serikat sebagai presiden berikutnya dan sebagai panglima tertinggi," katanya.
Trump dan Clinton bersaing ketat menuju Gedung Putih. Berdasarkan polling nasional oleh Reuters/Ipsos, mayoritas penduduk Amerika mengakui kemenangan Clinton dalam debat pertama mereka yang berlangsung pada Senin ( 26/9/2016).
USA Today yang dipublikasikan oleh Gannet Co Inc, menyebutkan para dewan redaksinya memiliki pendapat berbeda-beda terkait Clinton dan sebagian merasa keberatan dengan sikap narsistik, kurang terbuka, dan keceroboha Clinton dalam menangani informasi rahasia yang dianggap cukup ekstrem.
USA Today mengimbau para pembacanya untuk tetap berpegang teguh pada hal yang mereka yakini.
"Apapun yang Anda lakukan, Anda harus bisa menolak rayuan dari demagog yang berbahaya. Yang terpenting, jangan memilih Trump."
Demagog adalah istilah yang menunjuk pada seseorang yang seolah berjuang untuk rakyat tetapi sebenarnya hanya berusaha memenuhi kepentingan pribadi.