Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terminal Pulo Gebang: Transportasi Intermoda yang masih Setengah Hati

Terminal Bus Pulogebang mulai difungsikan secara penuh dan trayek bus yang kian variatif. Hanya saja, layanan transportasi intermoda atau transportasi pendukungnya masih diberikan dengan setengah hati.
Terminal Pulo Gebang/Istimewa
Terminal Pulo Gebang/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Terminal Bus Pulogebang mulai difungsikan secara penuh dan trayek bus yang kian variatif. Hanya saja, layanan transportasi intermoda atau transportasi pendukungnya masih diberikan dengan setengah hati.

Ini adalah pengalaman penulis saat melakukan perjalanan Jogja—Jakarta dengan mode moda bus malam atau AKAP (antar kota antar provinsi) dengan rute Jogja—Pulo Gebang keberangkatan Minggu sore (18/9/2016) dan sampai di Terminal Pulo Gebang hari Senin dini hari (19/9/2016).

Pukul 03:55 WIB Minggu dini hari, bus yang membawa saya dari Jogja menurunkan penumpang di Terminal Pulo Gebang.

Hati pun berbunga-bunga ketika memasuki ruang kedatangan penumpang di terminal yang diklaim sebagai terminal bus terbesar di Asia Tenggara tersebut.

Begitu menginjakkan kaki turun dari bus, para penumpang akan disambut oleh pintu geser dari kaca untuk masuk ke ruang kedatangan penumpang.

Ada fasilitas troli di ruang kedatangan yang ternyata terletak di  lantai 2 terminal. Kemudian untuk menuju lantai 1 dan lantai 3, penumpang bisa menggunakan eskalator maupun lift. Suasananya mirip dengan tipikal bandar udara (bandara) di Tanah Air.

Sungguh sebuah representasi terminal bus yang layak diacungi jempol untuk Kota Jakarta sebagai ibukota negara.

Selesai menikmati kemewahan ruang kedatangan Terminal Pulo Gebang, saya langsung menuju Pusat Informasi untuk menanyakan jadwal bus TransJakarta untuk menuju ke jantung Kota Jakarta.

“Bus TransJakarta beroperasi  24 jam, silakan Bapak menuju lantai bawah,” ujar seorang petugas berseragam Dinas Perhubungan DKI Jakarta dengan mantab.

Ketika menuju ke ruang keberangkatan Bus TransJakarta, di dinding tertempel informasi berbagai moda transportasi non TransJakarta menuju berbagai penjuru kota Jakarta. Moda transportasi di sekuen waktu dini hari masih didominasi Metromini dan angkot bewarna merah  KWK (Koperasi Wahana Kalpika).

Karena sudah menetapkan pilihan naik Bus TransJakarta, saya pun langsung menuju loket keberangkatan, yang dilayani oleh seorang petugas bermodalkan meja kecil dengan mesih Flazz BCA untuk menginput manifest  penumpang.

Tanpa ragu, saya langsung menyodorkan  kartu  e-Money dari  Bank Mandiri, karena selama ini saya selalu menggunakan ‘uang plastik’ itu untuk naik moda Bus TransJakarta maupun kereta rel  listrik (KRL).

“E-Money belum bisa Pak. Bisanya cash atau dengan kartu dan ATM BCA,” sahut petugas loket tersebut.

Selembar uang Rp5.000 pun saya sodorkan dan mendapat kembalian Rp1.500. Saya mulai berpikir ragu, kalau membayar cash kemudian harus keluar halte TransJakarta dengan melakukan tab kartu dan tidak ada petugas di tempat tujuan bagaimana?

Duduk manis di dalam Bus Transjakarta, sekitar 15 menit kemudian Bus TransJakarta ‘take off’ dari terminal Pulo Gebang pukul 04:30 WIB. Suasana jalanan pada Senin dini hari masih tampak sepi.

Operator Bus TransJakarta mendedikasikan armada khusus yang beroperasi 24 jam untuk melayani ‘rute darurat’ Pulo Gebang—Pulo Gadung pergi pulang. Rutenya adalah Terminal Pulo Gebang—Halte Klender Baru—Halte Buaran—Halte Klender—Halte Pasar Pulo Gadung—Terminal Pulo Gadung.

Dengan demikian, para penumpang bus AKAP dari Terminal Pulo Gebang dipersilahkan menyesuaikan tujuan dengan melakukan transit di halte BusTransJakarta sesuai tujuan masing-masing.

Saya memilih transit di Halte Pasar Pulo Gadung untuk transit ke BusTransJakarta menuju Jl. Jenderal Sudirman dengan Bus TransJakarta rute Pulo Gadung—Dukuh Atas.

Hal yang saya cemaskan ternyata terjadi, ketika seorang penumpang yang juga turun di Halte Pasar Pulo Gadung hendak keluar.

Dia kebingungan tidak bisa melakukan tab untuk keluar, karena membayar tunai di meja loket petuga TransJakarta Terminal Pulo Gebang.

“Keluarnya harus memakai kartu Pak,” seru seorang petugas loket berjenis kelamin perempuan dengan nada sedikit ketus.

“Saya tidak punya kartu, tadi dari Pulo Gebang membeli tiket tunai,” sanggah seorang penumpang lelaki tersebut.

Petugas loket TransJakarta itu pun dengan sigap membantu ‘exit’ penumpang dengan melakukan tab menggunakan kartu petugas.

Saya mulai berpikir kalau di halte Dukuh Atas tidak ada petugas , bagaimana saya bisa keluar tanpa tab?

Setelah 30 menit menunggu di Halte Pasar Pulo Gadung, saya akhirnya naik Bus TransJakarta menuju Halte Dukuh atas dan ‘mendarat’ pukul 05:55 WIB.

Dugaan saya benar. Saat menuju pintu keluar di sisi barat, tidak ada petugas yang membantu melakukan tab.

Saya sudah terlanjur berada di depan mesin tab, sementara tidak ada petugas di seberang mesin tab untuk membantu exit.

Tanpa pikir panjang karena antrean di belakang sudah menumpuk, terpaksa saya keluar melewati jeruji mesin tab dengan berjalan jongkok, sambil tersenyum di dalam hati.

Itulah pengalaman saya menggunakan moda TransJakarta dari Terminal Pulo Gebang menuju Halte Dukuh Atas yang membutuhka waktu hampir 2 jam. Sekitar 45 menit waktu saya tersita hanya untuk menunggu keberangkatan bus 15 menit dan 30 menit menunggu bus transit di Halte Pasar Pulo Gadung.

Layanan trasportasi intermoda di Terminal Pulo Gebang terkesan belum dioptimalkan, masih setengah hati dalam memanjakan penumpang, terutama penumpang bus AKAP yang ‘mendarat’ di Pulo Gebang pada sekuen waktu dini hari saat penumpang bus antarkota berdatangan.Pembenahan yang perlu dilakukan adalah sistem pembayaran dan waktu tunggu penumpang

Berikut tips untuk menggunakan transportasi intermoda dari Terminal Pulo Gebang.

Bus TransJakarta

Operator  TransJakarta mendedikasikan armada khusus yang beroperasi 24 jam dan untuk sesi perjalanan dini hari, rutenya adalah Terminal Pulo Gebang—Terminal  Pulo Gadung.

Rutenya adalah Terminal Pulo Gebang—Halte Klender Baru—Halte Buaran—Halte Klender—Halte Pasar Pulo Gadung—Terminal Pulo Gadung.

Saat ini, pembelian tiket baru dilayani dengan kartu Flazz BCA dan pembayaran tunai. Jika Anda terpaksa membeli tiket TransJakarta secara tunai, bersiap-siaplah tidak bisa melakukan tab saat keluar di halte tujuan.  Anda harus meminta bantuan petugas loket.

KRL Bekasi—Jakarta Kota
Transportasi intermoda yang paling ideal dari Terminal Pulo Gebang sebenarnya sudah ada, yaitu dengan kereta rel listrik (KRL) jurusan Bekasi—Jakarta Kota dengan titik keberangkatan dari Stasiun Cakung.

Stasiun KRL Cakung berlokasi sekitar 800 meter di sebelah selatan Terminal Pulo Gebang. Untuk menuju ke Stasiun Cakung, Anda harus naik Metromini atau Angkot KWK 25 jurusan Pulo Gebang—Rawamangun. Harap bersabar di Terminal Pulo Gebang menunggu Metromini dan Angkot KWK ngetem menunggu penumpang penuh.

Berdasarkan jadwal KRL dari Gapeka 2015 (Grafik Perjalanan Kereta Api 2015), kereta pertama dari Stasiun Cakung menuju stasiun akhir Jakarta kota adalah pukul 05:19 WIB dengan KA 1309, yang dijadwalkan sampai di Stasiun Kota pukul 06:01 WIB.

Ada pun rute stasiun yang dilalui adalah Cakung—Klender Baru—Buaran—Klender—Jatinegara—Manggarai—Cikini—Gondangdia—Gambir (langsung lewat)—Juanda—Sawah Besar—Mangga Besar—Jayakarta—Jakarta Kota.

Silakan Anda memilih turun atau transit di Stasiun sesuai tujuan. Anda bisa transit di Stasiun Jatinegara dengan KRL Jatinegara—Bogor untuk  relasi Jatinegara—Pondok Jati—Kramat—Gang Sentiong—Pasar Senen—Kemayoran—Rajawali—Kampung Bandan—Duri—Tanah Abang menuju Bogor.

Titik transit selanjutnya adalah Stasiun Manggarai. Dari Stasiun Manggarai, Anda bisa menggunakan KRL relasi Bogor—Depok—Jatinegara untuk menuju titik pemberhentian di Stasiun Sudirman—Karet—Tanah Abang—Duri—Kampung Bandan menuju Stasiun Jatinegara.

Angkot KWK dan Metromini

Operator Metromini dan Angkot KWK menyediakan banyak rute dari Terminal Pulo Gebang. Daftar trayek pun tertempel dengan sangat komunikatif di tempat keberangkatan. Silakan pilih rute yang sesuai dengan tujuan Anda.

Harap bersabar jika menggunakan moda Metromini dan Angkot KWK, karena cukup lama mereka ngetem menunggu penumpang penuh atau setengah penuh.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sutarno
Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper