Kabar24.com, JAKARTA — Badai terkuat di China tahun ini menewaskan 28 orang dan mengakibatkan 15 orang lainnya hilang setelah meluluhlantakkan provinsi Zhejiang yang terletak di dekat Shanghai dan provinsi Fujian dalam tiga hari libur nasional.
Lembaga Berita Xinhua, seperti diberitakan Bloomberg, Senin (19/8/2016) menyebutkan bahwa Xianmen, kota pesisir di provinsi Fujian, yang diserang badai Meranti pada Kamis (15/9) mengumumkan penutupan sekolah selama tiga hari pada Minggu (18/9) akibat terganggunya aliran listrik dan jaringan transportasi . Badai juga menyebabkan penghentian produksi industri.
Otoritas provinsi Fujian pada Sabtu (17/9) melaporkan bahwa 18 orang meninggal dan 11 lainnya hilang. Kerugian ekonomi langsung yang terjadi di provinsi tersebut diperkirakan mencapai 16,9 juta yuan (US$2.5 juta).
Sementara itu di Zhejiang, 10 orang dilaporkan meninggal dan empat lainnya hilang akibat topan yang membawa serta hujan deras.
Kantor Pusat Kendali Banjir Provinsi Zhejiang menyebutkan kebanyakan korban disebabkan tanah longsor dan banjir bandang di daerah terpencil.
Lebih dari 900 rumah rusak dan 1,5 juta penduduk terdampak bencana ini. Badai tersebut melanda tepat pada Festivel Pertengahan Musim Gugur.
Badai kuat seperti Meranti telah memperparah kerusakan yang terjadi di China bagian selatan tahun ini yang diakibatkan oleh hujan lebat dan banjir mematikan yang menggenangi lahan pertanian serta merusak propertu.
Sebuah survei yang dibuat Bloomberg menunjukkan, banjir yang terjadi pada Juli lalu menjadi yang terburuk di China sejak 1998. Hal ini berpotensi menekan pertumbuhan di kuartal ketiga sekitar 0,2%.