Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Presiden Peru Bilang Proyek Kereta Api China Kemahalan

Presiden Peru Pedro Pablo Kuczynski mengatakan, proposal jalur kereta api lintas benua, yang diajukan China untuk memangkas biaya angkutan barang Brasil ke Asia, terlalu mahal dan bangunannya membahayakan lingkungan.
Pameran Kereta Cepat Model berfoto di samping miniatur kereta cepat dalam Pameran Kereta Cepat dari China/Antara
Pameran Kereta Cepat Model berfoto di samping miniatur kereta cepat dalam Pameran Kereta Cepat dari China/Antara

Kabar24.com, JAKARTA - Presiden Peru Pedro Pablo Kuczynski mengatakan, proposal jalur kereta api lintas benua, yang diajukan China untuk memangkas biaya angkutan barang Brasil ke Asia, terlalu mahal dan bangunannya membahayakan lingkungan.

Peru dan China sepakat untuk mengkaji kelayakan jalur kereta api sepanjang 5.300 kilometer, yang akan menghubungkan pesisir Atlantik Brasil dengan pelabuhan Peru di Pasifik tahun lalu pada masa pemerintahan pendahulu Kuczynski, Presiden Ollanta Humala. Ahli lingkungan mengatakan proyek itu akan melintasi Amazon dan Andes sehingga dikhawatirkan merusak kawasan hutan hujan dan mengganggu penduduk asli di wilayah tersebut.

Kucznynski, yang baru menduduki jabatannya pada Juli, dalam wawancara dengan lembaga penyiaran RPP dari Beijing mengatakan, bahwa dia cemas terhadap rencana kereta api China itu, ketika mengunjungi pusat pembangkit energi Asia.

"Saya mengatakan kepada mereka dengan tidak konfrontatif bahwa kereta lintas Amazon itu sangat mahal dan dapat memberi akibat terhadap lingkungan, yang harus ditangani dengan hati-hati," kata Kunzcynski tanpa memberi perincian lebih lanjut.

Kunzcynski mengatakan, bahwa perusahaan kereta api China yang tidak ia sebutkan namanya, tertarik untuk membangun kereta komuter di pesisir tengah Peru yang sudah disetujuinya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pengembangan infrastruktur.

Presiden Peru berusia 77 yang mantan bankir Wall Street itu, melakukan kunjungan ke China pada akhir pekan untuk lawatan lima hari guna menjaring pemodal untuk kilang minyak, pelabuhan dan kereta api dalam upaya memperluas akses untuk pasar makanan.

Kunzcynski mengatakan kepada RPP bahwa perusahaan Aluminium Corp China tertarik untuk membangun pabrik peleburan logam di Peru dan perusahaan besi serta industri baja China juga berminat membangun pabrik pelat baja.

Peru sebagai negara ketiga terbesar penghasil tembaga dan negara keenam dunia sebagai penghasil emas dapat lebih meraih keuntungan lebih banyak dari eskpor tambangnya, demikian laporan Reuters.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper