Bisnis.com, PADANG— Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat mengklaim sudah menyelesaikan proses pembebasan 2.900 hektare (Ha) lahan yang akan dimanfaatkan untuk pembangunan kawasan industri baru di daerah itu.
Kepala Dinas Koperasi Perindustrian Perdagangan dan ESDM Padang Pariaman Rustam menyebutkan, sebanyak 2.900 Ha dari total 5.000 Ha lahan yang direncanakan untuk kawasan industri baru itu sudah dibebaskan.
“Yang sudah dibebaskan sekitar 3.000 Ha, tepatnya 2.900 Ha, masih bisa dikejar sampai 5.000 Ha, tergantung kebutuhan,” kepada Bisnis.com, Senin (29/8/2016).
Menurutnya, rencana pembangunan kawasan industri baru di Sumbar itu masih menunggu penyelesaian masterplan dan persetujuan Kementerian Perindustrian.
Rustam mengatakan tim dari Kemenperin sudah meninjau lokasi kawasan industri baru di Nagari Lubuk Alung, Padang Pariaman, tersebut. Lokasi yang berjarak sekitar 30 kilometer dari Kota Padang itu dinilai potensial untuk dikembangkan.
Dia menuturkan untuk menunjang kawasan industri tersebut, pemda setempat juga sudah menjalin komunikasi dengan PT PLN sebagai penyedia listrik dan memastikan ketersediaan pasokan energi, begitu juga untuk air bersih, dan sarana pendukung lainnya.
“Tinggal sarana umum, seperti jalan dan jembatan yang belum memadai. Termasuk sarana dan prasarana yang akan dibangun kementerian,” ujarnya.
Irwan Prayitno, Gubernur Sumbar mengatakan industri yang akan dibangun di daerah itu diprioritaskan ke sektor industri kreatif berbasis IT dan skala industri kecil dan menengah (IKM) yang memang menjadi unggulan Sumbar.
“Paling cocok dikembangkan industri kreatif. Fokusnya di situ, meski juga tidak menutup kemungkinan untuk industri-industri sifatnya padat karya,” katanya.
Dia menyebutkan kawasan industri baru di Padang Pariaman itu ditargetkan menjadi sentra industri kreatif di wilayah Sumatra.
Untuk prosesnya, imbuh Irwan, Pemprov Sumbar telah meminta Pemkab Padang Pariaman melakukan pembebasan lahan dan sarana penunjang kebutuhan kawasan industri.
Irwan menyebutkan potensi pengembangan industri kreatif sangat besar di daerah itu, mengingat hampir semua jenis produk dari kuliner, kerajinan hingga tekstil masih diproduksi industri kreatif rumahan.
“Industri kreatif itu perlu dikombinasikan dengan basis IT yang kuat, termasuk perusahaan-perusahaan grafis, desain, dan bisnis-bisnis online yang lagi tumbuh perlu difokuskan di kawasan industri baru,” katanya.
Dia mengakui tidak masuknya Sumbar dalam kawasan industri prioritas di Sumatra dalam rencana pembangunan industri jangka panjang, membuat pemerintah setempat mengajukan pembangunan kawasan industri baru yang disesuaikan dengan potensi lokal.