Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tekan Meluasnya Titik Hotspot, BNPB Mau Bikin Hujan Buatan

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa upaya pencegahan dan pemadaman kebakaran hutan dan lahan terus dilakukan oleh Tim Satgas Gabungan.
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Kabar24.com, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa upaya pencegahan dan pemadaman kebakaran hutan dan lahan terus dilakukan oleh Tim Satgas Gabungan.

Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB mengatakan bahwa Agustus hingga Oktober adalah masa kritis dari kebakaran hutan dan lahan karena pada periode itulah puncak musim kemarau.

"Patroli dan pencegahan perlu ditingkatkan agar hotspot tidak terus bertambah," ujarnya, seperti siaran pers yang diterima Bisnis, Selasa (16/8/2016) malam.

Aparat gabungan dari TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni, Damkar, Masyarakat Peduli Api dan relawan terus melakukan upaya pencegahan dan pemadaman kebakaran hutan dan lahan.

Sebelumnya, diketahui bahwa BNPB mengatakan bahwa Satelit Modis dengan sensor Terra dan Aqua milik NASA telah mendeteksi 482 hotspot di wilayah Indonesia pada Selasa (16/8/2016) sore.

Dia mengatakan bahwa hotspot atau titik panas kebakaran hutan dan lahan terus meningkat dalam sepekan terakhir.

"Satelit Modis dengan sensor Terra dan Aqua milik NASA telah mendeteksi 482 hotspot di wilayah Indonesia pada Selasa sore," ujarnya.

Sutopo mengatakan BNPB juga telah mengerahkan 7 helikopter water bombing, 2 pesawat water bombing dan 2 pesawat hujan buatan.

BNPB sedang mempersiapkan mengirimkan 4 helikopter water bombing ke Jambi dan Kalimantan Barat, dimana masing-masing provinsi 2 heli water bombing. Selain itu juga menambah pesawat untuk hujan buatan di Kalimantan.

Di Riau, helikopter dan pesawat water bombing telah menjatuhkan air 17,9 juta air untuk memadamkan api kebakaran hutan dan lahan. "Untuk hujan buatan maka 35 ton garam sudah ditaburkan ke dalam awan-awan potensial di Riau, dan 61,06 ton di Sumatera Selatan," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper