Kabar24.com, JAKARTA— Pihak Hillary Clinton meningkatkan operasi kampanye yang menargetkan anggota partai Republik terkemuka yang berpotensi membelot dan berbalik mendukungnya menyusul beberapa aksi Trump yang menuai kritik luas akhir-akhir ini.
Clinton dan juru kampanyenya John Podesta secara langsung terlibat dalam aksi menjangkau anggota partai Republik.
Seorang pejabat kampanye yang tidak ingin disebutkan identitasnya mengatakan usaha ini masih dalam tahap awal dan belum sepenuhnya terstruktur tetapi sudah menjadi perhatian staf Clinton.
Tim komunikasi telah menugaskan seorang staf untuk memonitor kabar yang berembus dari pihak Republik terkait orang-orang yang mengatakan tidak bisa mendukung Trump atau yang mungkin akan mendukung Clinton.
Beberapa anggota partai Republik yang yang telah beralih mengatakan mereka telah melakukan konsultasi menanyakan pandangan mereka terkait bagaimana agar usaha tersebut efektif.
Sejauh ini, pembelot paling menonjol adalah Kepala Eksekutif Hewlett Packard Enterprise Meg Whitman, yang mengatakan dia akan kembali pada Clinton dan membantunya menggalang dana. Whitman adalah kandidat partai Republik sebagai calon gubernur California pada 2010 dan merupakan penggalang dana partai sejak lama.
Dia memberi tahu New York Times bahwa Clinton telah menghubunginya bulan lalu.
Sejumlah toko Republik lain seperti Sally Bradshaw, Maria Comella juga mengumumkan dukungan terhadap Clinton minggu ini. Begitu pula Richard Hanna yang menjadi anggota Republik pertama yang mendukung Clinton.
Daftar Target Clinton semakin panjang dan tim Clinton serta anggota Partai Republik yang bergabung dengannya mencoba menarik anggota Republik dari berbagai golongan.
Presiden Obama juga ikut ambil bagian dalam aksi ini dengan menghimbau pemimpin partai Republik di Kongres untuk menolak Trump dan membatalkandukungan mereka.
“Ini merupakan usaha nyata dan merekqa memiliki sumber daya, tenaga, dan tekad untuk melakukannya. Dia mendapat hadiah besar dari Treump,” kata Rick Wilson, seorang pakar strategi partai Republik yang berbasis di Florida dan menolak Trump tetapi belum mendukung Clinton, seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (4/8/2016).