Kabar24.com, JAKARTA - Calon Presiden Amerika dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, menuduh Trump mengkambinghitamkan orangtua tentara AS beragama muslim yang tewas di Irak.
Trump dalam sebuah wawancara yang ditayangkan pada Minggu (31/7/2016) mempertanyakan kenapa Ghazala Khan, ibu dari tentara AS Kapten Humayun Khan, berdiri membisu di samping suaminya, Khizr Khan, ketika suaminya menyampaikan pidato di konvensi Partai Demokrat di Philadelphia.
Trump menyebut, bahwa sang ibu kemungkinan tidak diizinkan untuk berbicara. Clinton mengatakan, Trump telah menghina sebuah keluarga yang telah berkorban banyak. Dia juga mengambil kesempatan itu untuk memperlihatkan perbedaan yang dianut agamanya dengan keyakinan Trump.
“Saya tidak membenci orang-orang dengan keyakinan yang berbeda atau yang tidak memiliki agama sekalipun, tetapi saya khawatir dengan orang-orang yang mengkambinghitamkan warga Amerika lainnya, yang menghina orang lain karena latar belakang agama, etnis dan ketidakmampuan mereka,” kata Clinton seperti dikutip dari Reuters, Senin (1/8/2016).
Clinton menyebut hal ini bukanlah tentang bagaimana dia dibesarkan atau diajar di gereja-nya. Dia juga menyebut, bahwa dirinya dan Tim Kaine, wakilnya, merupakan orang-orang yang memiliki iman.
Di tempat terpisah, pada Minggu (31/7/2016) Ghazala Khan melalui sebuah pernyataan di Washington Post menjawab tuduhan Trump, dan mengatakan sebelumnya suaminya telah menanyakan apakah dia ingin berbicara di konvensi. Namun, dia telah memutuskan bahwa tidak akan bisa berbicara di atas panggung, karena rasa sakit yang masih dirasakan atas kematian anakanya pada 2004 lalu.
“Donald Trump mengatakan bahwa saya mungkin tidak diizinkan untuk berbicara. Itu tidak benar. Ketika Trump berbicara mengenai Islam, dia sebenarnya tidak tahu apa-apa,” katanya.