Kabar24.com, PADANG—Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BKPM & PPT) Sumatra Barat mencatatkan realisasi investasi menyentuh Rp4 triliun di daerah itu pada semester pertama tahun ini.
Plt Kepala BKPM PPT Sumbar Danang W Jati mengatakan sebagian besar realisasi investasi ke daerah itu berasal dari perusahaan-perusahaan yang sudah lama beroperasi dan meningkatkan volume investasinya.
“Umumnya adalah perusahaan lama yang tambah modal investasi. Yang perusahaan baru kemungkinan realisasi investasinya baru tahun depan,” katanya kepada Bisnis.com, Selasa (26/7/2016).
Dia mengatakan sepanjang paruh pertama tahun ini investasi melalui penanaman modal dalam negeri (PMDN) mencapai Rp1,8 triliun, sedangkan penanaman modal asing berkisar US$14,46 juta atau dalam kisaran Rp2,2 triliun, sehingga total investasi sekitar Rp4 triliun.
Danang mengungkapkan investasi yang masuk ke daerah itu umumnya adalah di sektor industri pengolahan, agro industri, pembangkit listrik dan energi terbarukan, tambang, kelautan dan perikanan, hotel dan restoran, perkebunan, dan perdagangan.
Menurutnya, realisasi investasi daerah itu sudah melebihi target yang dipatok tahun ini untuk PMDN di kisaran Rp850 miliar, dan sudah mendekati target investasi asing sekitar US$ 26 juta.
Adapun, total jumlah izin dan rekomendasi yang dikeluarkan pemda setempat di paruh pertama tahun ini sebanyak 452 izin. Sektor tambang dan ESDM mendominasi dengan 140 izin, kelautan dan perikanan 88 izin, perhubungan 60 izin, tenaga kerja 46 izin, dan kehutanan 42 izin.
Sementara itu, sepanjang tahun lalu realisasi investasi di Sumbar mencapai US$ 70 juta untuk investasi asing, meningkat hampir tiga kali lipat dari tahun sebelumnya yang hanya terealisasi US$ 29 juta.
Sedangkan PMDN mencapai Rp2,78 triliun atau tumbuh 126% dibandingkan 2014 yang hanya menyentuh Rp1,23 triliun.
Adapun, izin prinsip atau persetujuan investasi di daerah itu sepanjang tahun ini untuk investasi asing mencapai US$ 1,04 miliar, dan kesepakatan investasi melalui PMDN mencapai Rp6,82 triliun.
Danang meyakini realisasi investasi di semester kedua bakal meningkat, mengingat mulai pulihnya perekonomian, percepatan belanja pemerintah, dan potensi masuknya dana repatriasi dari program tax amnesty ke daerah itu.