Bisnis.com, PADANG—Sektor pertambangan dan energi terbarukan menjadi incaran investor untuk menanamkan modalnya di Sumatra Barat, mengingat potensi sektor energi daerah itu yang terbilang besar.
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno menyebutkan sejumlah perusahaan sudah menunjukkan minat untuk berinvestasi di sektor energi dan sumber daya mineral (ESDM) daerah itu. Bahkan, beberapa perusahaan sudah melakukan eksplorasi.
“Blok Sijunjung dalam waktu dekat juga akan menghasilkan. Jelas ini akan mendorong investasi-investasi lainnya ke Sumbar,” ujarnya, Kamis (21/7/2016).
Blok Sijunjung dikelola PT Radiant Bukit Barisan E&P yang sudah melakukan eksplorasi potensi minyak dan gas di Kabupaten Sijunjung. Perusahaan tersebut diperkirakan sudah mampu menghasilkan gas pada tahun depan.
Sebelumnya, General Manager Radiant Bukit Barisan E&P Sijunjung R Suryaman mengatakan pihaknya menggelontorkan investasi senilai Rp3,8 triliun sejak 2013 untuk menggarap potensi minyak dan gas di daerah itu.
Dia mengatakan perseroan akan membangun empat sumur untuk tahap awal yang ditargetkan mulai memproduksi minyak pada 2017, dan untuk jangka panjang membangun 12 sumur di kawasan tersebut.
Selain potensi minyak dan gas, Sumbar juga membuka peluang investasi energi panas bumi atau geothermal dengan potensi energi melebihi 1.650 MW di 17 titik.
Satu perusahaan, yakni PT Supreme Energy Muara Labuh menggarap potensi geothermal di dua titik yaitu Muara Labuh dan Kili Pinangawan di Kabupaten Solok Selatan dengan potensi energi masing-masing 194 MW dan 412 MW.
Pemda setempat membuka peluang investasi bagi perusahaan untuk menggarap sejumlah titik panas bumi lainnya yang tersebar di daerah itu.
Adapun, sepanjang semester I/2016, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Sumbar mencatatkan jumlah izin yang dikeluarkan untuk sektor ESDM mencapai 140 izin.
Jumlah itu merupakan yang terbanyak dari total izin dan rekomendasi yang dikeluarkan pemda setempat sebanyak 452 buah tahun ini.
Selain sektor ESDM, investor juga melirik investasi bidang perikanan dan kelautan yang mencapai 88 izin yang dikeluarkan, perhubungan 60 izin, tenaga kerja 46 izin, dan kehutanan 42 izin.
Pemprov Sumbar menargetkan investasi yang masuk ke daerah itu pada tahun ini sedikitnya mencapai Rp850 miliar untuk penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan US$ 26 juta melalui penanaman modal asing (PMA).
Sementara itu, sepanjang tahun lalu realisasi investasi di Sumbar mencapai US$ 70 juta untuk investasi asing, meningkat hampir tiga kali lipat dari tahun sebelumnya yang hanya terealisasi US$ 29 juta.
Sedangkan PMDN mencapai Rp2,78 triliun atau tumbuh 126% dibandingkan 2014 yang hanya menyentuh Rp1,23 triliun.
Investasi ke daerah itu umumnya, masih didominasi sektor agro industri, perkebunan, pertanian dan peternakan. Kemudian, sektor pertambangan energi terbarukan dan kelistrikan, pariwisata, dan industri pengolahan.