Bisnis.com, TANGSEL- Pendekatan dakwah Islam berbasis integrasi filantropi, kedermawanan sosial, merupakan gagasan yang tidak dapat ditawar lagi keberadaannya sekarang.
Murodi, Guru Besar dan Wakil Rektor Bidang Kerjasama Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, mengatakan dakwah berbasis filantropi Islam berarti praktik atau kegiatan dakwah yang berintegrasi dengan kegiatan filantropi.
“Integrasi dengan kegiatan filantropi itu mengambil bentuknya pada dua level, yaitu pada level wacana dan level praktik,” katanya dalam situs resmi UIN Jakarta, Jumat (15/7/2016).
Dia menjelaskan pada level wacana, integrasi itu menemukan bentuknya pada rumusan konsep yang lebih integratif, yaitu praktik derma yang memiliki misi untuk mengajak orang berderma yang diridoi Allah.
Artinya, nilai ketauhidan dan keislaman menjadi prinsip dasar praktik filantropi dan bukan seperti konsep filantropi yang berkembang dalam tradisi Barat, yaitu sebagai produk dari pemisahan agama dan negara.
Begitupun sebaliknya, kegiatan berdakwah tidak sebatas melakukan komunikasi verbal atau sebatas cuap-cuap, melainkan dengan memanfaatkan potensi ekonomi umat sebagai aksi pemberdayaan masyarakat.
Sedangkan pada pada level praktiknya, lanjut dia, integrasi menemukan bentuknya pada kegiatan bersama antara kegiatan dakwah Islam dengan kegiatan filantropi di lapangan.
“Filantropi juga menjadi bagian dari penyokong dana para juru dakwah dalam mensukseskan agenda dakwahnya,” tegasnya.
Murodi mengingatkan pada level praktek itu para penyalur dana filantropi Islam, dalam hal ini negara atau amil sebagai penyalur zakat, infak, sedekah, dan wakaf, harus dapat memberikan jaminan bagi kelangsungan hidup para juru dakwah.
“Mereka tidak jarang lupa atau tidak sempat berusaha mencari rizki untuk kepentingan diri dan keluarganya, karena keterikatannya pada kegiatan dakwah Islamiyyah,” ujarnya.